EKONOMI

NASIONAL

POLITIK

Yonif Raider 134 Tuah Sakti Batam Gembleng Prajurit Menembak Musuh Secara Tepat dan Efisien

[caption id="attachment_5311" align="alignleft" width="290"]Yonif Raider 134 Para prajurit Yonif Raider 134 Tuah Sakti Batam tampak serius membidik sasarannya. foto: koko/amok[/caption]

BATAM - Batalyon Tentara Nasional Indonesia 134 / Tuah Sakti  menggelar latihan menembak selama satu minggu, 13-18 April 2015 mendatang. Latihan ini untuk meningkatkan kemampuan para prajurit dalam membidik musuh.

 

Seorang prajurit dituntut untuk menguasai kemampuan didalam menembak kepada sasaran target yang didapatkannya secara efektif dan efisien.

 

Komandan Batalyon Raider 134 Tuah Sakti Mayor TNI Ucu Yustiana kepada wartawan  mengatakan, kegiatan latihan menembak  ini merupakan latihan rutin yang dilaksanakan setiap tiga bulan sekali.

 

"Sasarannya untuk menggembleng kemampuan seorang prajurit bisa menembak sasaran dengan tepat tingkat tinggi. Tanpa latihan menembak, kemampuan itu akan hilang makanya setiap prajurit harus bisa mencapai kemampuan kualitas yang tinggi dengan cara berlatih seperti ini," ujarnya kepada AMOK Group, Kamis (16/4/2015).

 

Pelatihan kali ini merupakan program khusus dibagi per kompi yang ada. Untuk saat ini jumlah prajurit Batalyon 134 Tuah Sakti berjumlah 806 orang yang terbagi dalam tujuh kompi yakni, tiga kompi  berada di Batam, satu kompi berada di Tanjungbalai Karimun, satu kompi di Tanjung Pinang, dan terakhir dua kompi di Natuna.

 

Masih kata Ucu, pasukannya memakai senjata terbaru model  SS 2 V 1 buatan PT Pindad Bandung. Senjata ini mampu memuntahkan peluru sejauh 400 meter.

 

Sementara itu Komandan Batalyon Bantuan Letda B. Frando Sipayung yang juga menjabat sebagai koordinator pelatihan mengatakan, Batalyon 134 Tuah Sakti memiliki persenjataan SPR 2 (blue angel) buatan PT Pindad sebanyak 6 buah, Styer (buatan Australia) sebanyak satu buah dan jenis senjata Daewo buatan Korea.

 

Seorang prajurit harus menguasai teknik dasar menembak seperti dalam posisi tiarap, sikap duduk yang terbagi atas  bersila rendah dan kaki terbuka, sikap berlutut yang terbagi  dalam tiga katagori rendah, sedang dan berdiri.

 

Sedangkan untuk penembak sniper (penembak jitu), Frando menjelaskan bahwa setiap prajurit ini harus menjalani pendidikan selama tiga bulan dan para penembak sniper ini dibagi dalam tahap pelatihan yang terdiri sniper 100 dengan jarak pengelompokkan 300 meter, menembak evaluasi 400 dengan jarak 600 meter dan semua sniper harus bisa mengusai sasaran seperti di hutan gunung dan lokasi kota.

 

"Saat ini kita memiliki 12 penembak sniper," pungkasnya. (red/amok)

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *