EKONOMI

NASIONAL

POLITIK

Bisnis Ayam Potong Beracun Ternyata Dikendalikan Mafia

 

[caption id="attachment_6448" align="alignleft" width="290"]Peternak ayam potong di Batam. foto: amok Peternak ayam potong di Batam. foto: amok[/caption]

BATAM - Ayam potong tak layak konsumsi yang beredar di sejumlah pasar tradisional karena masih dalam pengaruh antibiotik yang berbahaya untuk kesehatan. Fakta mengejutkan, ternyata praktik jahat itu ulah dari para mafia ayam potong di Batam.

 

Tim Amok Group kembali menggali informasi dari salah satu peternak ayam plasma dan mandiri yang ada wilayah Tanjung Piayu bernama Maslan, Sabtu (25/7/2015) siang.

 

Ia mengaku sudah beternak ayam plasma dan mandiri di Batam sejak tahun 1999 hingga saat ini dengan cara beternak yang benar.

 

Untuk beternak ayam potong ini, ia awalnya membeli bibit ayam potong atau doc dari perusahaan penyedia bibit ayam potong saat berumur 1 hari. Setelah bibit ayam dibawa ke kandang kemudian langsung diberikan vaksin antibiotik dengan cara diteteskan.

 

Setelah diberikan vaksin, bibit ayam potong tersebut kemudian dikasih pakan yang juga dibeli dari perusahaan yang sama saat membeli bibit ayam potong.

 

“Kita baru bisa panen saat ayam itu sudah berumur 22 sampai 24 hari,” jelasnya.

 

Ia juga mengatakan bahwa hasil panen ayam-ayam tersebut dijual ke perusahaan yang sama saat membeli bibit dan pakan.

 

“Kebanyakan para peternak ayam di Batam, dikasih modal sama perusahaan penyedia bibit,” ujarnya.

 

Ketika disinggung mengenai banyaknya peternak ayam potong yang menjual ayam sebelum waktunya, pria setengah baya asal Jawa Timur ini membenarkan hal tersebut.

 

Ia mengungkapkan hal itu merupakan permainan para mafia ayam potong yang selama ini menguasai pemasaran ayam potong di Batam.

 

“Beberapa peternak nekat menjual ayam yang belum waktunya dipanen karena tergiur dengan keuntungan yang ditawarkan para broker,” jelasnya.

 

Ia mengaku sangat dirugikan dengan keberadaan mafia ayam potong di Batam yang berani memanen ayam sebelum waktunya. Padahal hal tersebut sangat berbahaya untuk dikonsumsi.

 

“Sekarang bisnis kami hancur pak, karena mafia ayam menguasai pemasaran ayam di Batam. Mereka seenaknya mengatur harga ayam di Batam. Kalau kita panennya lagi banyak, harga mereka turunkan. Setelah kita hancur begini, harga mereka naikkan seenaknya,” ujarnya kesal.

 

Diberitakan sebelumnya ribuan ayam potong yang dipasarkan di wilayah Batam, Kepulauan Riau diduga tidak layak untuk dikonsumsi masyarakat karena masih mengandung antibiotik dan vitamin yang dipakai sebagai bahan perangsang pertumbuhan ayam tersebut.

 

Hal ini ditegaskan, salah satu peternak ayam di wilayah Tanjung Piayu, Batam bernisial Ad yang juga tergabung dalam Asosiasi Peternak Ayam Broiler Kota Batam beberapa waktu lalu.

 

Ia mengungkapkan beberapa perusahaan breeding (Pengeraman, Penetasan dan Pembesaran) ayam broiler yang ada di Batam umumnya tidak memiliki izin operasional. Beberapa perusahaan inilah yang diduga kuat melakukan pemanenan ayam sebelum waktunya.

 

Dijelaskannya ribuan ayam yang ada di lokasi peternak besar ini di besarkan dengan cara diberikan antibiotik dan vitamin agar bisa tumbuh besar dalam waktu cepat. Meski demikian, pemakaian antibiotik dan vitamin perangsang ini harus dalam waktu tertentu.

 

“Seharusnya, ayam yang diberikan antibiotik dan vitamin baru bisa di panen saat ayam memasuki usia 24 hari,” jelasnya. (red/tim amok)

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *