EKONOMI

NASIONAL

POLITIK

Mengintip Kehidupan PSK Batam (2-Habis)

 

Persaingan Ketat Hingga Jaga Reputasi dengan Aborsi

 

BATAM – Persaingan antar wanita tuna susila atau akrabnya disebut PSK kian hari semakin berat. Hal tersebut akibat semakin banyaknya pemain baru di bisnis esek-esek di Kota Batam.

 

Maklum saja, Batam sangat identik dengan praktik prostitusi terselebung. Mulai dari lokasi kelas pinggiran seperti misalnya di Teluk Bakau Nongsa dan Sintai Tanjunguncang, hingga hotel berbintang.

 

Para penikmat surga duniawi ini dapat dengan mudah memesan jasa pemuas nafsu tersebut, baik secara langsung ataupun melalui sang mami. Bagi pelaku jasa tersebut, bahkan berani menawarkan suguhan PSK kelas tinggi yakni wanita asing. Biasanya hanya akan ditemui di hotel-hotel berbintang.

 

Kompetisi kian ketat, sebab pekerja wanita yang tersebar di beberapa PT di kawasan Industri juga turut meramaikan persaingan bisnis lendir yang ada. Umumnya para pekerja ini terpaksa melakukannya lantaran ingin menambah penghasilan gaji bulanan yang memang dirasa sangat tak cukup.

 

Motivasi lain dari para pekerja PT adalah karena merasa kecewa berat dengan perlakuan sang mantan pacar. Karena telah menodainya dan kadung basah, para gadis asal luar daerah itu pun mengaku sekaligus menceburkan dirinya dengan terjun ke bisnis haram.

 

Tidak hanya itu pertarungan antar PSK juga kian sengit di kota industri ini. Pasalnya, mereka juga tak sedikit yang berasal dari kalangan pelajar Mahasiswi/SMA/SMK bahkan siswi SMP. Kondisi tersebut bukan isapan jempol, tetapi telah menjadi rahasia umum jika Batam menjadi target turis asing dan dalam negeri sebagai tujuan wisata seks anak.

 

"Sekarang mah persaingan banyak, kadang seharian kagak ada tamu yang datang," ujar Dewi (nama samaran) salah seorang pekerja Panti Pijat di bilangan Nagoya kepada kepriupdate.com, Minggu (30/8/2015).

 

Mengantisipasi sepinya tamu yang berkunjung di Batam, biasanya Dewi dan rekan seprofesinya yang lain 'nyeberang' ke Singapura dan Johor. Hal tersebut sangat mudah kita temui di pelabuhan Feri Internasional Sekupang, Harbour Bay dan Batam Center. Banyak para wanita muda dengan penampilan glamor dan semok kerap mondar-mandir Batam-Singapura.

 

Dari penelusuran kepriupdate.com di Singapura, para wanita tersebut ternyata menuju Gelang yang selama ini diketahui sebagai pusat prostitusi di negeri Paman Lee tersebut. Setibanya di sana, mereka langsung dijemput oleh genkstar untuk selanjutnya diantarkan ke lokasi indung semangnya.

 

Kisah ini akan terus berulang, selagi ada permintaan dari pria hidung belang, selama itu pula pasokan PSK akan terus mengimbanginya bahkan bisa melebihi permintaan alias persaingan sengit.

 

Seirama dengan pola transaksi seksual yang terus bertambah, maka beberapa kendala senantiasa menghadang. Salah satunya adalah masalah hamil yang tidak diinginkan. Bagi mereka, hamil adalah musibah sebab selain dapat mengurangi daya pikat dan tentunya mengurangi pendapatan.

 

Nah di saat inilah kiat melakukan aborsi kerap dijadikan jalan pintas oleh para wanita penjaja tubuh itu. Hal tersebut demi menjaga reputasi sekaligus menjaga agar penampilan mereka tetap sedap dipandang mata oleh tetamunya.

 

Tidak sulit bagi wanita untuk melakukan kejahatan kemanusiaan tersebut. Akses mereka dalam memperoleh jasa aborsi sudah begitu baiknya, baik dari mulut ke mulut hingga mengkonsumsi obat aborsi yang banyak dijual di Singapura.

 

"Sekali minum obat itu (obat aborsi) kita kena Rp3 jutaan," ujar wanita malam ini.

 

Menurut dia hampir rata-rata rekan sejawatnya melakukan hal tak terpuji itu. Selain karena faktor malu, juga karena takut tidak laku lagi yang pada ujungnya membuat pendapatannya merosot tajam. (red/david)

 

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *