EKONOMI

NASIONAL

POLITIK

Gerindra: Jokowi Yang Genderuwo Lantaran Suka Kriminalisasi Ulama


JAKARTA - Elektabilitasnya kian jeblok serta rendahnya kepercayaan masyarakat saat ini diyakini jadi salah satu penyebab Jokowi setres lalu melontarkan kata yang tak pantas politikus sontoloyo dan teranyar politik genderuwo.

Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin menilai ucapan politik genderuwo yang disebutkan sang capres salah satunya dialamatkan kepada Prabowo Subianto.

Namun oposisi membela. "Bagaimana mungkin Pak Prabowo dituduh genderuwo. Nggak mungkin. Pak Prabowo itu didukung ulama, habib, kiai. Makanya ada Ijtimak Ulama I dan Ijtimak Ulama II yang mendukung Pak Prabowo," kata anggota Badan Komunikasi DPP Gerindra, Andre Rosiade kepada wartawan, Jumat (9/11/2018).

Menurut Andre, genderuwo adalah makhluk pengganggu manusia. Genderuwo, lanjut dia, takut terhadap habib.

"Nah, rakyat bisa tahu kan siapa yang selama ini takut sama habib? Nah itu yang genderuwo. Bahkan cari-cari kesalahan Habib Rizieq, mengkriminalisasi ulama segala," ujarnya.

"Kalau Pak Prabowo nggak mungkin takut sama ulama dan habib dong. Pak Prabowo itu didukung ulama. Pilihan ulama, habib, dan umat," tegas Andre.

Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Abdul Kadir Karding, menafsirkan pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal 'politik genderuwo'. Karding menduga ucapan itu ditujukan salah satunya ke capres nomor urut 2 Prabowo Subianto.

"Politik itu semestinya buat politik itu tenang, nyaman, bergembira, dan senang hati mendapatkan pendidikan. Itu yang disindir oleh Pak Jokowi. Jadi kalau... Pak Prabowo sering melontarkan pesimisme, pernyataan yang agitator dan propagandis terkait hal-hal yang menakutkan," kata Karding.

"Mungkin salah satu yang disebut, yang dimaksud salah satunya Pak Prabowo," sambungnya.

sumber : detikcom

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *