JAKARTA - Ribuan mahasiswa se-Jabodetabek mulai bergerak menuntut Jokowi mundur sebagai presiden. Aksi mahasiswa tersebut diwarnai bentrokan dan tembakan gas air mata membuat suasana keos di depan Gendung Mahkamah Agung, Jumat (14/9/2019).
Sebelumnya mahasiswa menyuarakan seputar terpuruknya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menjadi sebuah indikasi kurang baiknya kinerja pemerintahan Joko Widodo dalam mengelola perekonomian.
Ketika harga-harga bahan pokok melambung tinggi, pemerintah justru lebih memilih kebijakan impor dibanding menyerap produk-produk dalam negeri.
Setidaknya itu yang disuarakan ratusan mahasiswa dan pemuda yang tergabung dalam Forum Pemuda dan Mahasiswa Kota se-Indonesia saat melakukan aksi demonstrasi di depan Istana Merdeka.
"Jika Presiden Jokowi tidak bisa menstabilkan nilai tukar rupiah, menghentikan impor yang tidak pro rakyat, serta menstabilkan harga bahan pokok, maka sebaiknya mundur dari presiden dan calon presiden 2019," ujar koordinator Forum Pemuda dan Mahasiswa Kota se-Indonesia, Harso di depan Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (14/9).
Lebih lanjut, Harso menambahkan, selama pemerintahannya, Jokowi tidak bisa mengatur dan mengelola perekonomian bangsa.
"Jokowi harus bertanggung jawab. Indonesia menjadi hancur. Selama pemerintahannya, Indonesia semakin miskin, harga-harga mahal dan rupiah anjlok," tambahnya.
Untuk itu, sambung Harso, pihaknya meminta agar Presiden Jokowi dan para pembantunya untuk segera memberikan solusi yang nyata atas keadaan Indonesia saat ini.
"Presiden dan mereka yang di sekelilingnya jangan hanya hura-hura, mereka semua harus memberikan solusi real untuk negara ini," tukasnya.
Dalam aksinya, puluhan mahasiswa yang tergabung dari seluruh kampus dan pemuda dari beberapa kota di Jakarta dan sekitarnya itu mebawa spanduk bertuliskan "Rupiah Anjlok Jokowi Lengser".
sumber: rmol