EKONOMI

NASIONAL

POLITIK

Aksi Pegawai Bersihkan Waduk Duriangkang, BP Batam Ajak Warga Jaga Sumber Air Kota

On 16.19

Pegawai BP Batam berjibaku membersihkan Waduk Duriangkang dari gulma eceng gondok. Foto/Dipa


BATAM - Badan Pengusahaan (BP) Batam melalui Badan Usaha SPAM dan Fasling kembali melakukan aksi pembersihan gulma yang menutupi permukaan Waduk Duriangkang, Selasa (18/11/2025).


Selain membersihkan gulma seperti eceng gondok dan putri malu, aksi ini juga bertujuan menumbuhkan kesadaran terhadap kelestarian waduk.


Anggota/Deputi Bidang Pelayanan Umum, Ariastuty Sirait, menjelaskan bahwa kegiatan bersih-bersih ini sekaligus menjadi bentuk komitmen BP Batam untuk merawat ekosistem waduk.


Apalagi Waduk Duriangkang merupakan waduk terbesar di Batam dan berperan strategis dalam sistem penyediaan air. Namun, pertumbuhan gulma di sana kerap menutupi permukaan waduk sehingga berpotensi menghambat sirkulasi air dan menurunkan kualitasnya.


“Kami mengajak seluruh komponen daerah dan masyarakat untuk bekerja sama merawat waduk-waduk yang ada sebagai sumber air bersih,” jelas Ariastuty.


Ia menambahkan bahwa upaya menjaga waduk bukan hanya persoalan teknis, melainkan bagian dari tanggung jawab bersama untuk menjamin ketahanan air kota di masa kini dan masa depan. Edukasi publik dan kolaborasi lintas sektor menjadi kunci keberhasilan upaya ini.


Selain di Waduk Duriangkang, lanjut Ariastuty, aksi serupa juga telah terlaksana di dua waduk lainnya yaitu di Tembesi dan Rempang.


Mengingat, waduk menjadi aset vital yang menjadi sumber utama distribusi air bersih di Kota Batam.


Sehingga, kegiatan pembersihan rutin menjadi salah satu langkah penting untuk memastikan waduk tetap terjaga secara ekologis.


“Penting bagi kita untuk menjaga waduk dan daerah tangkapan air sekitarnya. Tujuannya agar seluruh pasokan air baku di Batam tetap stabil dan memenuhi standar kualitas,” pungkasnya. (dpn)





Editor: teguh

Suzuki Indonesia Ekspor Fronx dan Satria, Perkuat Pusat Produksi di Asia Tenggara

On 12.37

Peluncuran perdana ekspor unit Suzuki Fronx dan Satria dari pabrik Suzuki Indonesia Cikarang. Foto/SIM


CIKARANG - PT Suzuki Indomobil Motor (SIM) resmi menandai babak sejarah baru dengan memulai ekspor perdana dua model secara sekaligus, Suzuki Fronx dan Suzuki Satria. Seremoni yang digelar di fasilitas Plant Cikarang berperan mempertegas posisi Suzuki Indonesia selaku basis produksi serta ekspor kedua model tersebut untuk wilayah Asia Tenggara. Momen strategis ini penting sebagai pembuktian kapabilitas Suzuki beserta ekosistem rantai pasok pendukung pada kancah industri otomotif nasional maupun global.


President Director PT Suzuki Indomobil Motor - PT Suzuki Indomobil Sales, Minoru Amano, mengemukakan pencapaian dibalik peresmian tersebut. “Ekspor perdana Fronx dan Satria adalah bentuk nyata dari kesiapan Indonesia untuk bersaing pada pasar Internasional. Kami memproduksi kendaraan berstandar global serta mampu menyesuaikan dengan regulasi negara tujuan. Langkah maju ini menegaskan peran Indonesia sebagai salah satu basis produksi strategis Suzuki di Asia Tenggara.”

Komitmen strategis tersebut mendapat dukungan penuh dari Pemerintah melalui kehadiran Wakil Menteri Perindustrian Republik Indonesia, Faisol Riza. Keterlibatan Pemerintah pada seremoni turut menegaskan sinergi kuat antara regulator dan pelaku industri. Dengan memperkuat ekspor, Suzuki menunjukkan kapabilitas beserta daya saing yang lebih handal ditengah kompetisi merek serta bisnis otomotif dalam negeri.

Sebagai kontributor ekspor sektor manufaktur (non-migas), Suzuki memproyeksikan pendapatan dari kedua produknya sanggup memberikan injeksi positif bagi devisa negara. Jenama asal Jepang yang telah lama membangun industri di Indonesia ini menargetkan bisa mengapalkan Fronx sejumlah 30.000 unit serta Satria sebanyak 150.000 unit. Angka tersebut dihitung mewakili target volume kumulatif pengiriman ke luar negeri sampai dengan tahun 2027.

Proyeksi kuantitas tersebut juga menempatkan masing-masing produk sebagai model strategis. Menurut kalkulasi internal, Fronx digadang akan berkontribusi sekitar 30% terhadap ekspor mobil Suzuki hingga 2027. Sedangkan Satria disinyalir mampu mencapai kontribusi lebih kurang 60% dari keseluruhan ekspor sepeda motor Suzuki dengan durasi yang sama.

Pada tahap awal, kawasan Asia Tenggara akan menjadi destinasi utama ekspor Fronx dan Satria. Suzuki memilih Fronx untuk menjawab tren SUV global yang saat ini bertumbuh. Sedangkan Satria dapat memenuhi hasrat publik sejumlah negara terhadap sepeda motor performa tinggi.

Ekspor, sebagai salah satu aktivitas bisnis Suzuki juga menjadi simbolisasi membanggakan atas kerja keras dan dedikasi proses produksi hingga menghasilkan produk berkualitas. Dibalik wujud kendaraan yang terlihat, Suzuki mampu mengupayakan rata-rata kandungan komponen dalam negeri lebih kurang 63% untuk Fronx, serta lebih kurang 82% bagi Satria. Kondisi tersebut sekaligus menyimpan makna yaitu kesiapan mitra rantai pasok lokal dari segi kualitas maupun kuantitas.

Minoru Amano menegaskan kembali komitmen investasi dan ekspor Suzuki. "Setiap unit yang kami kirimkan ke pasar mancanegara adalah representasi kompetensi industri serta kepercayaan terhadap kualitas tenaga kerja Indonesia. Ekspor ini tidak hanya memperluas jejak bisnis global Suzuki, tetapi juga memberikan multiplikasi manfaat ekonomi bagi ekosistem pemasok lokal, sumber daya manusia, hingga perekonomian nasional. Kami akan terus memperkuat sekaligus mengamankan posisi sentral Indonesia di panggung otomotif dunia," tutupnya.

Kiprah Ekspor Suzuki Indonesia

Selain mengekspor Fronx dan Satria terbaru, Suzuki juga telah menjalankan bisnis tersebut sejak tahun 1993 silam. Sejarah ekspor dimulai dengan pengiriman model ekspor perdana yaitu Carry Futura serta RC100. Konsistensi Suzuki pada kegiatan usaha ini merupakan bukti keseriusan perusahaan secara jangka panjang.
Upaya pemenuhan kebutuhan kendaraan ke luar negeri tertuang dalam target jumlah ekspor. Pada tahun 2025 sendiri, Suzuki menargetkan dapat mengirim sekitar 40.000 unit mobil dan 30.000 unit sepeda motor. Kendaraan tersebut dibagi menjadi 2 kategori yaitu Completely Built Up (CBU) serta Completely Knock Down (CKD).

Sejak tahun 1993, Suzuki telah berhasil mengekspor lebih dari 0,8 juta mobil dan 1,5 juta sepeda motor. Masifnya volume tersebut tersebar ke lebih dari 100 negara destinasi ekspor, meliputi region Asia, Amerika Latin, Timur Tengah, Oseania, Afrika hingga Eropa. Hampir seluruh model mobil maupun sepeda motor yang pernah dan masih diproduksi oleh Suzuki Indonesia turut diandalkan untuk memenuhi permintaan global.

Kesiapan Ekosistem Industri Suzuki Indonesia sebagai Penyokong Ekspor

Kebutuhan terhadap kestabilan pasokan kendaraan yang akan diekspor telah dihitung matang oleh Suzuki lewat pengoperasian fasilitas produksi dengan sistem maupun teknologi mutakhir. Saat ini, Suzuki memfokuskan manufaktur mobil penumpang melalui Plant Cikarang, sedangkan mobil niaga di Plant Tambun 2. Secara terpisah, pembuatan sepeda motor dilakukan pada Plant Tambun 1. Seluruhnya beroperasi secara aktif pada wilayah Bekasi, Jawa Barat. 

Guna mengaktualisasikan keberlanjutan industri yang komprehensif, Suzuki tercatat telah menanamkan investasi lebih dari 22 triliun rupiah sejak awal berdiri. Secara bertahap, Suzuki terus meningkatkan kelengkapan fasilitas agar semakin mupuni. Sejak beberapa tahun terakhir, Suzuki telah mampu melakukan proses produksi secara lengkap, yaitu mulai dari pressing, welding, painting, assembling, hingga final inspection. Secara bersamaan, Suzuki juga membuat mesin, transmisi, dan kursi sendiri melalui fasilitas powertrain serta seat.

Rangkaian industri Suzuki mampu berjalan lancar berkat ekosistem utama yang telah mendukung, seperti keberadaan lebih dari 800 mitra pemasok. Sisi membanggakan dari rekanan tersebut diketahui perusaahaan lokal didominasi oleh investor domestik hingga 55%. Lebih spesifik lagi, 32% di dalamnya masuk dalam kategori Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Dalam menghadirkan produk anyar seperti Fronx, Suzuki mengambil langkah penting dengan menambah peralatan manufaktur yang lebih modern. Model ini dibuat dengan robot-robot canggih, serta melewati fase pengetesan untuk teknologi terbaru seperti Advanced Driving Assistance System. Ditambah 3D scanning guna memastikan kepresisisan body kendaraan selalu konsisten sesuai standar.

Kinerja Suzuki selain pada proses produksi, juga diwujudkan melalui perolehan status Authorized Economic Operator (AEO). Sertifikasi dari Direktorat Jenderal Bea Cukai tersebut mengisyaratkan bahwa Suzuki merupakan perusahaan yang patuh dan kooperatif dengan regulasi yang berlaku.(thr)






Editor: teguh

Inovasi Dalam Pelayananan Land Management System, BP Batam Raih Penghargaan Bhumandala Ariti

On 10.10

Alexander Zulkarnain mewakili Kepala BP Batam saat menerima penghargaan. Foto/Eggi


JAKARTA - BP Batam menerima penghargaan Bhumandala Ariti dari Badan Informasi Geospasial (BIG) untuk kategori Kementerian/Lembaga, atas inovasi Land Managemen System (LMS) BP Batam, Selasa (18/11/2025).


LMS merupakan sebuah platform digital yang dikembangkan oleh BP Batam dalam memudahkan proses pengurusan dan perizinan pertanahan di kawasan Batam.


Penghargaan atas inovasi LMS ini diterima oleh Kepala BP Batam, Amsakar Achmad yang diwakili oleh Anggota/Deputi Bidang Administrasi dan Keuangan BP Batam, Alexander Zulkarnain, pada gelaran Anugerah Bhumandala Award 2025 di Auditorium Sukarman, Perpustakaan Nasional RI.


Ditemui usai menerima penghargaan, Alexander Zulkarnain mengatakan bahwa penghargaan ini merupakan hasil kerja keras dari seluruh pemangku kepentingan di BP Batam. 


"Alhamdulillah, tahun ini kami mendapat penghargaan Bhumandala Ariti," ujar Alexander Zulkarnain.


"LMS ini kami harapkan tidak hanya menang dalam award, tetapi juga benar-benar memberikan manfaat bagi masyarakat dan juga dapat menjadi semangat BP Batam dalam rangka meningkatkan kinerja dan efisiensi," kata Alexander.


Land Management System (LMS) merupakan inovasi pelayanan dalam pengurusan perizinan pertanahan. Dengan adanya layanan LMS ini, para pemohon perizinan pertanahan dapat mengurus segala administrasi dengan lebih mudah dan efisien.


Melalui layanan ini, pemohon perizinan dapat mengakses informasi terkait regulasi, persyaratan, dan prosedur pengurusan perizinan tanah secara cepat dan transparan.


Pemohon hanya perlu mengisi formulir secara daring dan melampirkan dokumen-dokumen yang diperlukan. Setelah itu, permohonan akan diproses secara elektronik, sehingga meminimalisir adanya kesalahan atau kekeliruan dalam proses pengurusan perizinan.


LMS ini juga memiliki peran penting dalam memudahkan investasi di Batam. Dalam sektor pertanahan, investasi sangatlah vital untuk mengembangkan sebuah kawasan. 


Dengan adanya LMS, proses perizinan pertanahan menjadi lebih efisien dan cepat, sehingga pelaku investasi yang masuk dapat dengan mudah memulai sebuah proyek tanpa terkendala oleh birokrasi yang panjang dan rumit. (ggi)




Editor: teguh

Mohammad Rakhmat Ditunjuk Plt Ketua SMSI Tanjungpinang Gantikan Almarhum Rahmad

On 22.53

Ketua SMSI Kepri serahkan SK Plt Ketua SMSI Tanjungpinang dan Natuna. Foto/Deka


BATAM - Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Provinsi Kepulauan Riau resmi menetapkan Pelaksana Tugas (Plt) Ketua untuk SMSI Kota Tanjungpinang dan SMSI Kabupaten Natuna. 


Keputusan ini diambil menyusul berakhirnya masa bakti kepengurusan periode 2021–2024 pada 2 Februari 2024 dan kekosongan pimpinan di Tanjungpinang pasca wafatnya Plt sebelumnya, Rahmat Putra Nasution, pada 3 November 2025.


Ketua SMSI Provinsi Kepulauan Riau, Rinaldi Samjaya, menyampaikan bahwa penunjukan Plt ini dilakukan berdasarkan beberapa landasan penting.


“Keputusan ini mengacu pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) SMSI serta hasil rapat Pengurus SMSI Kepri pada 12 November 2025. Penetapan Pelaksana Tugas menjadi langkah strategis untuk memastikan roda organisasi tetap berjalan dan program kerja tidak terhambat,” ungkapnya.


Dalam keputusan tersebut, SMSI Kepri menunjuk, Mohammad Rakhmat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Ketua SMSI Kota Tanjungpinang dan Doni Papilius sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Ketua SMSI Kabupaten Natuna.


Keduanya diberikan mandat penuh untuk memimpin jalannya organisasi hingga terbentuk kepengurusan definitif.


Usai menerima SK, Plt Ketua SMSI Kota Tanjungpinang, Mohammad Rakhmat menyampaikan komitmennya untuk menjaga soliditas dan melanjutkan program-program SMSI di Tanjungpinang.


“Saya berterima kasih atas amanah yang diberikan. InsyaAllah, saya akan menjalankan tugas ini sebaik mungkin, menjaga komunikasi dengan seluruh anggota dan memastikan program SMSI berjalan sesuai AD/ART. Kita bersama ingin SMSI Tanjungpinang tetap aktif, solid, dan bermanfaat bagi dunia pers,” ujarnya.


Sementara itu, Plt Ketua SMSI Kabupaten Natuna, Doni Papilius, juga menyatakan kesiapannya menjalankan amanah organisasi.


“Saya siap mengemban tugas ini dan bekerja sama dengan seluruh pengurus serta anggota SMSI Natuna. Fokus kami ke depan adalah memperkuat struktur, memperluas sinergi, dan menjalankan kegiatan-kegiatan yang memberikan dampak positif bagi media siber di daerah,” kata Doni.


Kedua Plt Ketua akan menjalankan tugas selama enam bulan sejak SK ditetapkan. Masa jabatan ini dapat diperpanjang atau diakhiri sesuai kebutuhan dan dinamika organisasi.


Prosesi penyerahan Surat Keputusan diserahkan langsung Ketua SMSI Kepri Rinaldi Samjaya di Sekretariat SMSI Kepri yang berlokasi di Jalan Hang Jebat, Komplek Ruko Pasir Mas, Nongsa, Kota Batam. 


Penyerahan SK itu juga disaksikan Wakil Ketua Bidang Organisasi SMSI Kepri, Anwar Saleh Harahap, Ketua Penjaringan dan Seleksi Plt Ketua SMSI Kabupaten dan Kota, Indra Helmi, Sekretaris SMSI Kepri Zabur Anjasfianto dan anggota SMSI Kepri Deka Hartati.(zbr)




Editor: teguh

Batam Sampaikan Komitmen Investasi USD 10 Miliar pada Forum Bisnis Singapura

On 21.31

Perwakilan Indonesia di acara seriua menyimak pemaparan tuan rumah Suntec Singapore Convention & Exhibition Centre. Foto/Tari


SINGAPURA - Anggota/Deputi Bidang Investasi dan Pengusahaan BP Batam, Fary Francis, memaparkan perkembangan investasi Batam pada forum internasional “The Second Edition of Islands of Growth”, pada Selasa (18/11/2025) di Suntec Singapore Convention & Exhibition Centre


Kegiatan ini dihadiri Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartarto; Duta Besar RI untuk Singapura, Suryo Pratomo; Chairman Singapore Economic Development Board (EDB), Png Cheong Boon; serta Gubernur Provinsi Kepri, Ansar Ahmad.


Dalam paparannya, Fary mengumumkan bahwa Batam mencatat komitmen investasi USD 10,35 miliar dari 20 perusahaan global di sektor energi, manufaktur lanjutan, industri maritim, dan logistik.


Hal ini diperkuat dengan pergeseran besar rantai pasok global yang menjadikan kawasan Batam–Bintan–Karimun (BBK) semakin strategis sebagai pintu masuk investasi ke Indonesia. 


Kedekatan Batam yang hanya 20 km dari Singapura juga memberi keunggulan kompetitif yang tidak dimiliki kawasan lain di Asia Tenggara.


“Investor kini menunjukkan keyakinan jangka panjang terhadap Batam. Mereka melihat arah pembangunan yang semakin jelas dan layanan yang lebih pasti,” ujar Fary.


BP Batam juga memperkenalkan paradigma layanan baru “Batam: Your Best Friend to Invest”, yang menghadirkan Investment Dashboard, komunikasi satu pintu (single-window communication), timeline layanan yang lebih pasti, serta Mobile Investment Clinics untuk penyelesaian isu di lapangan.


Selain itu, upaya ini juga diperkuat dengan dua regulasi nasional menjadi landasan utama. 


Pertama, PP 25/2025 yang memberi BP Batam kewenangan untuk menerbitkan izin dasar termasuk izin lingkungan, PKKPRL, dan PKKPH secara langsung di Batam. 


Kedua, PP 47/2025 yang memperluas kawasan FTZ, membuka ruang baru bagi industri dan logistik yang siap ditawarkan kepada investor.


“Dengan kepastian regulasi dan kapasitas kawasan yang lebih luas, Batam berada pada posisi yang semakin kompetitif di Asia Tenggara,” kata Fary.


Ia melanjutkan, Batam juga memperkuat arah pengembangan industri hijau melalui proyek PLTS Terapung Tembesi dan rencana kawasan rendah karbon.


“Batam terbuka, dipercaya, dan bergerak cepat. Invest in Batam, where proximity meets possibility,” tutupnya.(tar)





Editor: teguh