* Oktober Buruh di Bintan Aksi besar-besaran
KEPULAUAN RIAU – Harga kebutuhan hidup yang terus melonjak, terutama karena dipicu kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi yang dilakukan oleh pemerintah pusat, ribuan buruh di Kabupaten Bintan akan melakukan aksi besar-besaran untuk menuntut kenaikan Upah Minimal Kabupaten (UMK) akhir Oktober akan datang.
Untuk melakukan aksi tersebut, Ketua DPC Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Kabupaten Bintan Parlin Sinurat mengatakan kepada KepriUpdate.com, Rabu (25/9), pihaknya sudah melakukan konsolidasi dengan pengurus serikat pekerja lainnya supaya mengerahkan buruh sebanyak mungkin pada aksi demo nanti di kawasan Industri Lobam.
Rencana demo dimaksudkan menuntut pemerintah Kabupaten Bintan agar mengusulkan kenaikan 50 persen lagi dari Rp 1.900.000 UMK 2013 ke Gubernur Kepri, untuk ditetapkan menjadi UMK 2014, atau Rp 2.950.000 gaji pokok pekerja atau buruh perbulan. Ia menyatakan nilai UMK 2013 tidak layak lagi menghidupi buruh dengan keluarga masing-masing, disebabkan kenaikan harga kebutuhan sehari-hari saat ini cukup tinggi terutama akibat BBM bersubsidi dinaikkan oleh pemerintah pusat.
Menyinggung soal aksi demo yang tetap dilakukan menuntut kenaikan upah pekerja/buruh, menurut Parlin lebih efektif. Sebab, kalau hanya melalui perundingan antara pekerja dengan pemerintah daerah dan pihak pengusaha di dalam dewan pengupahan, pemerintah daerah selalu berpihak ke pengusaha. “Kenaikan upah yang diusulkan buruh atau pekerja, jarang dikabulkan,” ungkap Parlin kepada Kepri Update. Makanya kami harus turun kembali ke jalan berdemonstrasi, menuntut kenaikan UMK untuk 2014.
Jika pemerintah daerah mau merespon usulan UMK, buruh tidak akan turun ke jalan. Aksi demo menjadi alternatif terakhir, ujar Parlin memaparkan. Tahun lalu dikatakan, 1.500 buruh demo di Lobam-Pulau Bintan, berhasil menuntut kenaikan UMK dari sekitar Rp 1.200.000 tahun 2012 ke angka Rp 1.900.000 pada 2013. Keputusan yang disahkan Gubernur Kepri itu, dikatakan, dipatuhi pengusaha terutama oleh investor asing yang bergerak di bidang industri di kawasan Lobam dan Lagoi-Pulau Bintan.
Pada aksi demo bulan depan, Parlin belum bisa memastikan jumlah buruh yang akan mengikuti. Tetapi para pengurus serikat pekerja atau perburuhan berupaya menurunkan sebanyak mungkin, agar usul kenaikan upah berhasil. Aksi demo nanti sedapat mungkin diusahakan berlangsung damai, kecuali ada pihak yang membenturkan perjuangan buruh yang damai. Penetapan daerah Lobam sebagai lokasi demo, ujar Parlin, karena di kawasan itu buruh terbanyak atau sekitar 8.000 yang bekerja pada 18 pabrik industri garmen dan elektronik. Selebihnya di Kijang, bekerja di galangan kapal milik perusahaan asing.
Anehnya, para pejabat Pemkab Bintan yang berkompeten malah cuek, seolah membiarkan buruh terus bergejolak. Berulangkali Kadisnakertrans Hasfizal Handra maupun Kabag Humas Lucky dihubungi SH melalui hanphone, tapi keduanya tidak mau bicara menanggapi rencana demo buruh dan tentang mengantisipasi keadaan. Seharusnya dibawah kendali Bupati Ansar Ahmad itu peka dan antisipatif, karena aksi demo masyarakat pemilik tanah tahun 1999 melumpuhkan kegiatan industri di Lobam dengan kawasan pariwisata resort internasional di Lagoi. Para investor asing yang terusik, akhirnya mempertanyakan kernyamanan berinvestasi ke Menteri Investasi/BKPM waktu itu.
Sukendar (57) menyesalkan sikap ketidakpedulian pejabat Bintan akan berimbas terhadap diri dan keluarganya sebagai warga masyarakat di Bintan, jika rencana demo buruh tidak ditanggapi. (Parlyn Manungkalit)
EKONOMI
NASIONAL
POLITIK
