[caption id="attachment_2756" align="alignright" width="254"]
KEPRIUPDATE.COM - Kata Hatim Al Ashammi, tawakal itu ada empat macam yakni tawakal kepada sesama makhluk, tawakal kepada harta benda, tawakal kepada diri sendiri dan tawakal kepada Tuhan.
Orang yang bertawakkal kepada sesama makhluk berpendirian, "selama si fulan itu masih, saya tidak akan susah". Lalu berkata lagi orang yang tawakalnya kepada harta benda, "selama harta ku masih banyak maka tidak ada sesuatu yang akan membahayakan saya". Sementara yang ketiga dia berkata "selama badanku masih sehat, maka tidak ada kurang sesuatu bagi saya,"
Jelas ketiga tawakal tersebut merupakan cara orang-orang yang bodoh.
Orang yang bertawakal kepada Tuhan kemudian berkata, "tidak peduli saya menjadi orang kaya atau orang fakir, maka sesungguhnya saya mempunyai Tuhan yang akan menguasai atau menjamin saya sekehendaknya" (hadis Arba'iina).
Firman Allah "Kuluu min rizqi rabbikum wasykuruu lahu" artinya "makanlah oleh mu sekalian dari rizqi Tuhanmu dan berterima kasihlah kepadaNya".
Bersyukur yang hakiki ialah mempergunakan nikmat pemberian ini tidak untuk perbuatan durhaka kepada Allah, dan mempergunakan segala anggota tubuh pemberiannya untuk taat kepadanya.
"Maka hendaknya kamu menjaga tujuh lobang alat (dua mata, dua telinga, dua lobang hidung, mulut, kubul dan dubur) dari segala yang haram dan makruh yang dibenci agar supaya tertutuplah pintu neraka jahannam yang sebanyak tujuh dan bertingkat-tingkat. Bila kamu mempergunakannya sesuai kegunaannya untuk beribadah dengan sepenuh hati serta ikhlas, tentu dibukakanlah delapan pintu surga untuk kamu. (Syarhu Mashaabiihi).
(wawan/durratunnasihiin)