[caption id="attachment_4039" align="alignright" width="290"]
BATAM - Kepala Dinas Sosial (Kadinsos) Kota Batam Raja Kamarulzaman mengungkapkan rasa keprihatinannya menyusul banyaknya anak-anak di bawah umur yang bekerja di jalanan.
Tercatat sampai detik ini ada 200 anak-anak yang setiap hari mengadu nasib. Menurutnya mereka 'dipekerjakan' oleh beberapa loper perusahaan koran.
Pihaknya telah menyurati perusahaan pers bersangkutan agar menertibkan loper koran di lapangan, untuk tidak memanfaatkan anak-anak di bawah umur itu bekerja sebagai penjaja koran.
“Kita sudah menyurati dan melakukan imbauan kepada pemilik koran, tapi sampai saat ini anak-anak masih tetap menjual koran di jalanan,” sesalnya kepada swarakepri (AMOK Group, Sabtu (7/2/2015).
Menurut Raja, hampir semua koran besar yang terbit di Batam memanfaatkan anak-anak di bawah umur untuk menjual koran di jalan.
“Hampir semua koran menggunakan anak-anak,” tegasnya.
Menurutnya dia, pemilik koran berdalih bahwa keberadaan anak-anak tersebut bagian dari rasa tanggungjawab. “Alasan mereka itu adalah urusan loper. Tapi sampai sekarang tidak ada upaya dari loper untuk menertibkannya,” terangnya.
Meski demikian, Dinsos Batam tetap berupaya melakukan pembinaan terhadap anak-anak penjual koran yang ada termasuk para orang tuanya. “Pembinaan tetap kita lakukan kepada anak-anak itu,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya ada beberapa perusahaan pers di Batam yang masih melakukan eksploitasi anak demi mencari keuntungan bagi perusahaan pers tersebut.
Tidak sulit menemukan anak-anak di Batam yang dieksploitasi oleh perusahaan pers. Salah satunya adalah gadis belia bernama Dea (11) yang menjajakan koran terbitan Batam di wilayah Batu Aji.
Ia mengaku dibayar Rp 150 ribu per bulan oleh salah satu perusahaan pers di Batam dengan bekerja dari jam enam sore hingga jam satu subuh. (red/amok)