[caption id="attachment_5702" align="alignleft" width="290"] Kampus GICI School di Batuaji. net[/caption]
BATAM - Puluhan mahasiswa dan alumni STIE dan STMIK GICI Business School mendatangi gedung DPRD Kota Batam untuk menemui anggota Komisi IV. Mereka merasa telah ditipu oleh lembaga tersebut pasalnya usai tamat, ijazah tak dikeluarkan pihak kampus.
Mereka merupakan mahasiswa S1 dan D3. Tetapi sampai menamatkan pendidikan surat berharga tanda kelulusan tak kunjung diberikan. Al hasil mereka merasa telah terjadi penipuan.
Koordinator aksi Rosie Marpaung mengatakan, mahasiswa angkatan 2009 sampai dengan 2014 pada awal masuk GICI mendaftar sebagai mahasiwa perkuliahan Strata 1 (S-1) dengan berbagai jurusan yang ditawarkan seperti Manajemen dan Akutansi, ada juga jurusan komputer dan bahasa asing.
Namun pada angkatan tahun 2011 di saat sudah menyelesaikan tanggung jawab sebagai mahasiwa dengan mengikuti mata kuliah sebanyak 146 SKS dan telah memenuhi syarat untuk wisuda pihak kampus urung memberikan hak mereka itu.
"Padahal kami sudah membayar semua uang kuliah dari awal sampai akhir, yang menjadi tanggung jawab mahasiswa/i," katanya kepada seputar kepri (AMOK Group) di depan DPRD, Senin (18/5/2015).
Rosie menambahkan, ijazah yang didapatkan berbeda dengan jurusan kuliah. "Sehingga kami merasa ada penipuan. Hingga saat ini GICI hanya menjanjikan terus untuk ijazah S1 dan tidak ada kepastian maupun jaminan," bebernya.
Para mahasiswa mengancam apabila tidak dapat memenuhi keinginan maka para penerus bangsa ini minta agar pendidikannya dikonversikan ke Perguruan Tinggi Swasta (PTS) lainnya yang syah terdaftar di DIKTI dan telah terakreditasi B (bukan PTS abal-abal seperti GICI).
"Pokoknya kampus harus bertanggungjawab atas biaya dan waktu yang telah kami keluarkan. Bayangkan sudah bertahun-tahun kami kuliah, ijazah tidak keluar apa ini tidak menyakitkan hati," geramnya.
Pihaknya mendesak agar DPRD Batam memanggil pihak kampus dan melakukan tindakan politis agar kampus GICI bertanggungjawab. Tetapi niat mereka sepertinya hampa belaka menyusul anggota Komisi IV Udin P Sihaloho belum bangun dari tidurnya. (red/amok)