ISTANBUL
Referendum ini tak bisa dipungkiri merupakan perkembangan politik paling penting di negeri itu sejak Republik Turki berdiri pada 1923.
Pilihan referendum: YES (Setuju) dan NO (Tidak Setuju). Hasil referendum seperti dilansir kantor berita Turki Anadolu Agency, YES menang dengan perolehan 51,33% melawan NO 48,67%. (Jumlah suara yang sudah dihitung 98,72%).
Pengamat Internasional, Hasmi Bakhtiar yang saat ini menempuh pendidikan S2 Hubungan Internasional di Universitas Lille Perancis menyatakan pertarungan referendum Turki ini bukan sekedar skala dalam negeri, tapi ada kepentingan Barat yang bermain dengan target menjegal Erdogan.
"Kalau mau tau, jika "No" menang maka Amrik dan UE siap masuk Turky via oposisi untuk menggulingkan Erdogan," kata Hasmi Bakhtiar di akun twitternya.
"Bagi musuh Turky referendum ini lebih penting dari Pileg kemarin. Skenarionya jika "No" menang maka oposisi akan meminta dilakukannya Pileg dengan alasan rakyat tidak lagi percaya terhadap kepemimpinan Erdogan," papar Hasmi.
"Beberapa negara Eropa dan tentunya Amrik siap nge-backup oposisi. Harapannya Erdogan tumbang lewat referendum yang diusulkannya sendiri," lanjutnya.
"Semoga Allah memberkati Erdogan dan AKP, karena yang akan dihadapi setelah ini ga lebih ringan dari yang dihadapi IM pasca menang dulu," tutup alumni Al-Azhar Cairo ini.
Dan barat pun tercengang sembari menghitung umur mereka yang tersisa sebelum Din Islam benar berdiri di muka bumi sebelum kiamat kubro terjadi. (wan/pi)