EKONOMI

NASIONAL

POLITIK

Tuding Anies-Sandy Didukung Kelompok Radikal, Safi'i Maarif Makin Nyata Sifat Munafiknya

 

 

JAKARTA - Safi'i Maarif boleh lebih senior, tapi soal bijak masih kalah telak dibanding Eef Syaifullah. Ahoker sejati tersebut dalam kesempatan diskusi dialog ILC di TVOne, Selasa malam (25/4/2017) semakin terlihat kemunafikan dan anti Islamnya.

 

Safi'i kelihatan makin sakit hati dengan kekalahan Ahok dengan menuduh MUI tidak menghormati hukum Indonesia terkait kasus yang menjerat jagoannya dalam penistaan Alquran.

 

"Jangan melakukan intervensi dan demo-demo lagi, itu hanya akan menghabiskan energi bangsa ini saja. Menurut saya, saya sudah sampaikan selamat kepada pemenang dan yang kedua ingat janji-janji kampanye mereka dulu," cibir Safi'i.

 

Luka Safi'i kepada pemilih Anies-Sandy (umat muslim, red) makin kentara dengan meminta Gubernur dan Wagub DKI terpilih untuk menjaga jarak dengan kelompok-kelompok radikal Islam.

 

"Anis-Sandi harus menjaga jarak dengan kelompok-kelompok radikal. Sebab ini ISIS sudah banyak masuk kesini," kata Maarif.

 

Dia juga menuding para politisi senayan utamanya lawan politik Jokowi jangan mengompor-ngompori keadaan. Ia meminta model kampanye DKI Jakarta jangan dibawa ke daerah lain.

 

Namun pernyataan memojokkan Safi'i tersebut dipatahkan dengan tegas oleh Eef Syaifullah. Orang bijak mengatakan bahwa kalau kita ingin melihat kesalahan-kesalahan kita tidak ada pilihan lain selain melihat ke belakang. Dan kalau kita ingin memperbaikinya tidak ada pilihan kita harus berpikir ke depan dan itu pilihan Jakarta.

 

"Dengan segala hormat kepada orang tua saya, guru saya, Pak Syafii Maarif... Rekonsiliasi harus dilakukan secara tuntas. Saya ingin katakan gubernur Jakarta harus bekerja dan berpikir dengan cara baru, dia harus menjadi Nelson Mandela yang setelah 27 tahun dipenjara menjadi Presiden di Afrika Selatan dia tidak membawa dendam ke kursi kekuasaannya. Yang dia bawa adalah cinta kasih bahwa setiap orang berhak untuk memperoleh keadilan. Dan dengan itu dia bangun rekonsiliasi Afrika Selatan."

 

"Nah rekonsiliator itu harus datang dari pemimpin Jakarta, dan karena itu menurut saya komunikasi yang tersumbat dengan kelompok-kelompok kecil yang dianggap radikal harus mulai dibangun. Semua orang harus diperlakukan sebagai bagian penting membangun kembali Jakarta bersama-sama. Kita tidak bisa mengatakan 'Jangan berkomunikasi dengan yang itu, jangan dengar yang ini, abaikan yang itu rangkul yang ini'. Bukan begitu cara rekonsiliasi," tegas Eep. (wan)

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *