JAKARTA
Rekaman pernyataan Panglima TNI yang dilansir salah satu media elektronik terkemuka tersebut, belakangan beredar di jejaring sosial, berikut petikannya:
"Situasi yang sekarang ini yang sama-sama kita harus waspadai, ada semacam etika politik yang tidak bermoral, atau dikatakan tepatnya saat ABRI yang dulu, itu terjadi sekarang ini. Sehingga suatu saat apabila kami yang junior-junior ini melakukan langkah yg diluar kepatutan para senior itu yang kami anggap sebagai membahayakan NKRI, tapi datanya kami pasti akurat. Ada kelompok institusi yang akan membeli 5000 pucuk senjata, bukan militer. Ada itu pak, ada yang memaksa, ada yang mempidanakan untuk apa..? ada , dan data-data kami, intelijen kami, akurat," ungkap Jenderal Gatot.
"Kami masuk pada rule-rule intinya, tapi hanya untuk kami saja itu pak, Karena kalau tidak pak, bahkan TNI pun akan dibeli, tidak semuanya disini bersih pak, jujur saya katakan ada yang sudah punya keinginan dengan cara yang amoral untuk mendapatkan jabatan," ujarnya.
"Dan itu saya berjanji mereka akan saya buat merintih, bukan hanya menangis, biarpun itu jenderal, karena ini berbahaya. Kalau sudah TNI ditarik ke politik selesai negara ini, ujung-ujungnya nanti kita tak bisa berbuat apa-apa lagi, UU Pidana Militer masuk kesana masuk itulah awal dari perkelahian dan itulah awal dari kehancuran negara maka apapun akan kami lakukan, jadi mohon doa restu saja. Memakai nama presiden, seolah-olah itu dari presiden yang berbuat padahal saya yakin itu bukan presiden. Informasi yang saya dapat bisa kalau bukan dari A1 tidak akan saya sampaikan disini," kata Jenderal Gatot.
"Saya pikir sebagai seorang manusia, saya sebagai prajurit dianugerahi sebagai Panglima TNI itu sudah puncaknya pak, sebagai seorang orang tua, anak saya dua-duanya sudah menikah sudah S2 dan sudah punya cucu pak, jadi sebagai prajurit sudah sampai level atas tinggal pengabdian saja pak," imbuhnya.
"Jadi ini akhir yang mungkin pak Wiranto tahu tapi mungkin beliau lebih soft, tapi itu yang terjadi pak, sampai saya tolak saya katakan, kita akan intip terus, kalau itu ada akan kita serbu, jadi kalau satu saat kami menyerbu pak itu tidak boleh di NKRI ada institusi yang memiliki senjata selain TNI dan Polri.
Bahkan polisipun tidak boleh memiliki senjata yang bisa menembak tank, dan bisa menembak pesawat, dan bisa menembak kapal, saya serbu kalau ada, "ungkap Jenderal Gatot tepuk-tangan hadirin.
"Ini ketentuan, karena kalau mencoba secara hukum sudah tidak bisa, bhayangkari itu yang akan muncul," pungkas Gatot.
sumber: gelora.co
EKONOMI
- Tingkatkan Layanan, BP Batam Gelar FGD Aturan Asal Barang dan Penerbitan SKA
- BP Batam Launching Dashboard dan Duta Investasi, Jawab Keluhan Pelaku Usaha Secara Cepat, Tepat, Transparan
- Kepala BP Amsakar Buka Batam Investment Forum 2025, Dorong Optimisme Iklim Investasi
- Serap Aspirasi Pengusaha, BP Batam Siapkan Solusi Bagi Para Investor
NASIONAL
- Kepala BP Batam Amsakar Achmad Raih Gelar Doktor Ilmu Pemerintahan di IPDN
- Badan Pengusahaan Batam Gelar Expose Studi Kelayakan Pembukaan Jalur RORO Batam Johor
- Hadiri Kongres 1 GEKRAFS 2025, BP Batam: Semoga Dapat Membawa Kemajuan Ekonomi Kreatif bagi Indonesia
- Kembangkan Investasi, BP Batam Teken Nota Kesepahaman Bersama Kemerinves
POLITIK
- Marak Gula Merah Oplosan di Pasar, DPRD Batam Panggil Disperindag, Dinkes dan BPOM
- PAD Tak Pernah Tercapai, Banggar DPRD Batam Usulkan Moratorium Parkir Tepi Jalan
- DPRD Batam Gelar Paripurna Penyampaian Nota Keuangan Perubahan APBD 2025
- Banggar DPRD Batam Beri Rekomendasi dan Catatan Terkait Penggunaan APBD 2024 Oleh Pemko

