EKONOMI

NASIONAL

POLITIK

Tidak Menepati Janji Lebih Menakutkan dari Genderuwo


JAKARTA - Pernyataan kontroversial Presiden Jokowi soal politik sontoloyo dan politik genderuwo menjadi polemik di tengah masyarakat Tanah Air.

Meski diksi sontoloyo dan genderuwo tersebut ditujukan Jokowi untuk menyindir politikus yang kerap menyebar propaganda dan ketakutan, namun sebagai kepala Negara yang menyandang status Petahana di Pilpres 2019 komunikasi Jokowi itu dianggap tidak sehat.

Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid mengaku paham bahwa maksud pernyataan Jokowi tersebut merupakan ikhtiar agar gelatan Pilpres 2019 berlangsung damai dan teduh. Meskipun kemudian pilihan diksi tersebut menuai kritik.

Hidayat Nur Wahid yang juga Wakil Ketua Majelis Syuro PKS  mengatakan Sontoloyo, Genderuwo itulah ungkapan-ungkapan Jawa yang populer di masyarkat Jawa. Tapi apakah itu layak dipakai oleh seorang presiden? Sangat tidak pantas.

Disinggung apakah tidak boleh berpolitik genderuwo? Hidayat sepakat jangan ada yang berpolitik dengan cara genderuwo. Genderuwo itu menakutkan.

"Tapi terlalu banyak berjanji tapi tidak melaksanakan itu juga menakutkan loh, kan nanti orang-orang gak percaya dengan sang yang berjanji," ujarnya.

Menakutkan kalau kita kemudian dalam tanda kutip perilaku kita justru menghadirkan bukan politik yang mengayomi tapi justru membelah masyarakat.

Harusnya lanjut Hidayat politik kita politik yang betul-betul mengokohkan NKRI kita mengokohkan Bhinneka Tunggal Ika kita, berpedomankan pada Pancasila dan kalau itu yang terjadi narasi yang dipakai mestinya narasi yang sejalan dengan itu semuanya.

Ini adalah sekaligus mengingatkan semuanya karena genderuwo itu satu hal yang menakutkan dan menakutkan bisa berlaku dengan cara apapun dan mari jangan berpolitik yang menakutkan.

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *