Pengrajin tahu tempe Batam rapat dengar pendapat dengan Komisi II DPRD Kepri di Graha Kepri, Kamis (23/2/2023). (Foto : Tgh/Kepriupdate) |
BATAM - Para pengusaha tahu dan tempe di Batam, mengeluhkan harga kedelai yang naik hingga 100 persen. Para pengrajin pun mengancam akan mogok produksi.
Ketua Koperasi Bumi Bertuah Nusantara, Susilosaat rapat dengar pendapat dengan Komisi II DPRD Kepri mengatakan, naiknya harga kedelai sudah terjadi sejak dua minggu lalu.
Harga kedelai kini mencapai Rp750 ribu per karung 50 kg. Harga ini naik drastis dibandingkan dengan harga sebelumnya yang hanya Rp300 ribu per 50 kg.
Ia menjelaskan, kenaikan harga kedelai ini sebenarnya sudah terjadi sejak 2020 lalu. Namun tak setinggi saat ini. Saat Covid-19 hargsnya Rp490 ribu per karung 50 Kg.
Ia menjelaskan, kenaikan harga kedelai ini sebenarnya sudah terjadi sejak 2020 lalu. Namun tak setinggi saat ini. Saat Covid-19 hargsnya Rp490 ribu per karung 50 Kg.
"Sekarang seharusnya kan lebih murah. Kalau begini kami pengrsjin babak belur terlebih kebutuhan kita itu hampir 1.000 ton," keluh Susilo di Graha Kepri, Kamis (23/2/2023).
Dirinya mengaku tak mengetahui apa penyebab kenaikan harga kedelai itu. Namun yang jelas, kenaikan itu menjadi keresahan para pengusaha tahu dan tempe di Kota Batam yang jumlahnya mencapai ratusan pengrajin.
Sementara itu Ketua Komisi II DPRD Kepri Wahyu Wahyudin merasa miris melihat kondisi tersebut. Ia menilai, kebutuhan pengusaha tahu tempe termasuk dalam kategori Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) itu harus segera diakomodir.
Legislator PKS ini mendorong persoalan ini segera diatasi, seperti misalnya mendorong agar buka impor lagi.
"Kami mrnforong para pengrajin tahu tempe Batam sendiri yang menjadi importir, agar kedelai murah dan stok bahan baku terjaga," trgasnya.
Seperti diketahui, tahu tempe sekarang sudah menjadi makakan favorit di luar negeri termasuk Eropa. Tak heran pengganti lauk pauk hewani tersebut laris manis.(tgh)
Dirinya mengaku tak mengetahui apa penyebab kenaikan harga kedelai itu. Namun yang jelas, kenaikan itu menjadi keresahan para pengusaha tahu dan tempe di Kota Batam yang jumlahnya mencapai ratusan pengrajin.
Sementara itu Ketua Komisi II DPRD Kepri Wahyu Wahyudin merasa miris melihat kondisi tersebut. Ia menilai, kebutuhan pengusaha tahu tempe termasuk dalam kategori Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) itu harus segera diakomodir.
Legislator PKS ini mendorong persoalan ini segera diatasi, seperti misalnya mendorong agar buka impor lagi.
"Kami mrnforong para pengrajin tahu tempe Batam sendiri yang menjadi importir, agar kedelai murah dan stok bahan baku terjaga," trgasnya.
Seperti diketahui, tahu tempe sekarang sudah menjadi makakan favorit di luar negeri termasuk Eropa. Tak heran pengganti lauk pauk hewani tersebut laris manis.(tgh)
Editor : Teguh