TANJUNGPINANG_
Sebelumnya dikatakan, instruktur penerbang Capt.Pilot Lidya sempat mengimformasikan pesawat yang dipakai melatih siswa penerbangnya Ki Agus Nabil “trouble engine,” atau mengalami kerusakan mesin. Di dalam pesawat, katanya, hanya Capt.Lidya dengan Ki Agus Nabil yang diajari menerbangkan pesawat. Ternyata benar, berdasarkan data yang diperoleh setelah pesawat jatuh ditemukan di bibir pantai Pulau Ngenang, perairan Bintan, didalam pesawat hanya Capt.Lidya dengan Ki Agus Nabil siswa penerbang. Tapi tempat tinggal dan kemana dibawa setelah diantar nelayan dari lokasi kejadian ke pelabuhan telaga Punggur Batam, tidak diketahui kemana pergi. Apakah ke kantor cabang PT.Aviasi Solusi Prima di Batam, atau kembali ke Jakarta.
Dalam catatan SH dan kepri Update.com, sudah dua pesawat latih milik perusahaan swasta jatuh di wilayah Kabupaten Bintan, Kepuluan Riau. Pertama sekali, (12/2/2011) pesawat latih jenis Cassa 212-100 milik PT Sabang Merauke Air Carter (SMAC) jatuh di hutan Kampung Kampe, Kecamatan Gunung Kijang, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau. Pesawat naas bernomor registrasi PK-ZAI itu jatuh sesaat setelah tinggal landas dari Bandara Internasional Hang Nadim Batam dan menewaskan lima crew, yakni dua pilot dan tiga teknisi masing–masing bernama Fadhlul Karim, Reza Bakalu, Syarul Nasution, Sutanto, dan Suroto. Bagian depan pesat jatuh menghujam ke tanah lumpur sedalam empat meter.
Pesawat Cassa itu diberitahukan lepas landas dari Bandara Hang Nadim pukul 13.18 WIB, melakukan fligh training dan hilang kontak dari radar sekitar pukul 13.40 WIB. Sampai saat ini penyebab jatuhnya pesawat itu juga tidak dapat diketahui masyarakat dari pihak KNKT. Pesawat yang diterbangkan Capt.Fadlul Karim dengan empat awak lainnya kehilangan kontak di perairan Berakit-Kabupaten Bintan pada posisi R010 dengan jarak 15 Nautical Mile dari Kota Tanjungpinang. ( Parlyn Manungkalit )