EKONOMI

NASIONAL

POLITIK

Realisasi PAD Bintan dari Lagoi Mencurigakan

KEPULAUAN RIAU – Kendati para pengusaha mancanegara terus mengembangkan kawasan resort pariwisata bertaraf internasional di Lagoi, pemerintah Kabupaten Bintan tetap menyatakan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari kawasan itu hanya Rp 60 sampai 61 milyar pertahun dalam 10 tahun ini.
Seperti diberitakan SH, lima tahun lalu Bupati Bintan Ansar Ahmad menyebutkan total PAD dari kawasan sumber PAD andalan Bintan itu telah mencapai Rp 61 milyar, tahun ini juga (2013) Wakil Bupati Khazalik menyatakan masih Rp 61 milyar ditargetkan. Angka itu mencurigakan pihak masyarakat maupun pers di Kepri, karena jumlah hotel berbintang lima dengan kawasan resort yang dibangun investor asing terus bertambah.
Jika tiga tahun lalu jumlah kamar hotel baru 1.200, kini kata Khazalik sudah 1.400 kamar dengan restoran dan lapangan golf di masing-masing resort. Yang menjadi sumber penerimaan asli daerah, pajak hotel dan restoran. Tingkat hunian (accupation) diakui cukup tinggi, rata-rata perhari bisa mencapai 90 persen. Dalam konfrensi pers Sabtu pagi (28/8), kepada wartawan Khazalik mengungkapkan kamar hotel di Lagoi penuh Jumat lalu dihuni turis manca negara.
Sabtu itu memang, pengelola Nirwana Garden Resort mengadakan event olah raga lintas alam berupa lomba renang pantai diteruskan dengan marathon hingga balap sepeda dari Lagoi ke Tanjunguban, kembali ke kawasan Nirwana Resort (finis) yang diikuti 746 atlet dalam negeri dan internasional. Berbagai upaya memang dapat mendongkrak arus kunjungan wisata asing ke Bintan, tahun ini Pemkab Bintan malah memasang target 500.000 turist datang. Pemprov Kepri optimis dengan Bintan, sebagai penyumbang terbesar mencapai target 1.975.000 turis masuk Kepri 2013 ini.
Khazalik menyatakan optimis target kunjungan turis dapat tercapai, mengingat realisasi tahun-tahun sebelumnya rata-rata 400.000. Menurut Frans Gunara direktur PT Salim Grup konsorsium di kawasan industri Lobam dan resor Lagoi-Pulau Bintan, investor asing masih membangun tiga lagi hotel dan resor di Lagoi. Diperkirakan siap pada 2015, sehingga jumlah kamar hotel nantinya bertambah 1.500 lagi.
Tetapi Abdul Hamid ketua dewan pembina LSM-Kepri Corruption Watch (KCW) malah menaruh curiga terhadap realisasi penerimaan PAD Kabupaten Bintan, hanya berkisar Rp 60 sampai 61 milyar saja pertahun sejak 2009-sampai sekarang. Sedangkan objek pendapatan asli daerah terus bertambah, seiring dengan bertambahnya kamar hotel dan tingkat hunian, ujarnya kepada SH, Senin malam (2/9). “Jangan-jangan ada yang dikorupsi oknum-oknum pejabat Pemkab Bintan,” tambahnya curiga saat diwawancara SH dan Kepriupdate.com. (Parlyn Manungkalit)