[caption id="attachment_4731" align="alignright" width="290"] Nilai tukar rupiah terus melorot tajam terhadap dolar AS. ilustrasi[/caption]
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terus melempem terhadap dolar AS. Data valuta asing Bloomberg, Kamis (12/3/2015) mencatat nilai tukar rupiah melemah 0,16 persen ke level 13.213 per dolar pada perdagangan pukul 10:01 waktu Jakarta. Bahkan sebelumnya mencapai level terendah Rp13.214 per dolar.
Kondisi ini membuat RI kian dekat ke jurang krisis moneter (krismon) tahun 1998 lalu. Dimana saat itu dolar tembus di angka Rp13.000 per dolar.
Namun Ekonom Standard Chartered Bank Indonesia, Eric Alexander Sugandi menjelaskan, rupiah bukan satu-satunya mata uang yang melemah di Asia. Pelemahan rupiah saat ini bukan disebabkan oleh faktor internal tapi lebih karena sentimen dari luar yaitu penguatan dolar AS.
Dari tahun ke tahun data ekonomi Amerika Serikat menunjukkan perbaikan jika dibanding dengan saat krisis 2008 lalu. Angka penjualan ritel terus meningkat, data tenaga kerja yaitu angka pengangguran juga terus berkurang.
Hal tersebut membuat ekspektasi pelaku pasar bahwa Bank Sentral AS bakal segera menaikkan suku bunga acuan mencuat. ekspektasi itulah yang menyebabkan nilai tukar dolar AS terus menguat sehingga menekan nilai tukar negara lain termasuk euro.
Namun, Eric mengingatkan, agar pelemahan rupiah sebaiknya tidak terjadi dalam jangka panjang. "Kalau persepsi investor berubah karena rupiah melemah terlalu lama, para investor portfolio bisa meninggalkan Indonesia. Ini yang dikhawatirkan," terangnya. (red/liputan6.com)