EKONOMI

NASIONAL

POLITIK

Demam Batu Akik, Ekonomi Lingga Bergairah

[caption id="attachment_5098" align="alignleft" width="290"]Slamet terlihat sedang menggali batu akik. foto: kepriupdate/misranto Slamet terlihat sedang menggali batu akik. foto: kepriupdate/misranto[/caption]

LINGGA - Sejak tutupnya tambang bauksit kini mayarakat Singkep dan Singkep Barat di Kabupaten Lingga mulai berbondong-bondong mengalihkan mata pencahariannya sebagai pemburu batu akik.

 

Setiap hari mulai pukul 07.30-17.30 WIB, mereka pergi ke spot batu akik yang berada di Bukit Cikapur, Air Mamak, Sungai Gelam, Air Mas dan Air Ciklatip.

 

Ditemui di lokasi, Slamet (47) salah seorang warga Singkep Barat mengatakan dari hasil mencari batu akik ini penghasilannya bisa mencapai sekitar Rp400 ribu per hari.

 

"Ya lumayanlah buat makan," kata Slamet kepada kepriupdate.com, Rabu (1/4/2015).

 

Menurutnya lokasi pencarian batu akik yang ia gali merupakan bekas tambang timah tahun 1968. Jadi untuk memperoleh batu tergantung rezki penambang masing-masing.

 

"Kadangkala dapat barang yang bagus seperti termalin dari satu warna hingga tiga warna," ujarnya.

 

Ia menambahkan lokasi ini hampir setiap hari ramai dikunjungi warga, mulai bapak-bapak, ibu-ibu hingga anak-anak. Pasalnya spot penggalian batu mulia tersebut berada di pinggir jalan umum.

 

Booming batu akik di Lingga juga menguntungkan pedagang. Seperti yang dirasakan Sapari Acau (45) pemilik toko di Dabo Kecamatan Singkep.

 

"Sejak demam batu akik, banyak warga yang beli mesin air, mata gerinda pengasah dan pemotong. Sampai kehabisan stok," sebut Acau.

 

Ia mengaku sebelum ada penambangan batu akik tersebut, barang yang dijualnya dua ataupun tiga bulan baru laku. (misranto)

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *