EKONOMI

NASIONAL

POLITIK

Menyoal Upaya Polisi Menangkap Penyerang Kodja Bahari

[caption id="attachment_5101" align="alignleft" width="290"]Kapolres Barelang Kombes Asep Safruddin Kapolres Barelang Kombes Asep Safruddin[/caption]

BATAM - Sabtu (6/6/2015) sekira pukul 00.15 WIB di Hotel Sentosa Batam mendadak heboh dengan kedatangan ratusan polisi lengkap membawa senjata laras panjang.

 

Polisi disebut berusaha menangkap Sp yang tak lain pelaku penyerang PT Dock Kodja Bahari Batam. Rudi Sirait SH, kuasa hukum Sp, menyesalkan sikap polisi yang dinilai bertindak arogan dan sewenang-wenang kepada kliennya.

 

“Polresta Barelang melakukan tindakan sewenang-wenang karena berusaha merampas kemerdakaan seorang warga negara yang diduga pelaku atas suruhan pihak tertentu yang mengaku dekat pimpinan Polri,” kecamnya, sore tadi kepada AMOK Group.

 

Saat akan menangkap kliennya yang menginap di kamar 330, polisi tak dapat menunjukkan surat penahanan. Celakanya lagi, saat proses penangkapan yang dipimpin langsung Kapolres Barelang Kombes Asep Safrudin tersebut tidak memberitahukan terkait kasus apa kliennya diamankan.

 

"Mereka hanya bilang mau nangkap Sp,” jelasnya.

 

Ia mengaku sempat mempersilakan aparat agar membawa kliennya ke Mapolresta Barelang, tetapi anehnya polisi tidak bersedia. Uniknya lagi saat Sp berniat untuk pulang dan meninggalkan hotel malah tidak diperbolehkan oleh aparat.

 

“Setelah kami turun dari lantai 3, ratusan polisi bersenjata lengkap ada di sekitar hotel. Masa hanya mau menangkap seorang warga polisi harus menurunkan ratusan personil,” sindirnya.

 

Sumber di lapangan menyebut, sebenarnya tindakan polisi yang akan menciduk Sp diduga hanyalah skenario tingkat tinggi dan permainan setengah hati perwira melati tiga tersebut. Selentingan kabar menyebutkan bahwa selama ini hubungan kapolres dan Rn yang disebut-sebut rekan sekaligus si pemesan kamar Sp di hotel Sentosa, cukup harmonis. Benar tidaknya kabar tersebut tentunya kita masih perlu konfirmasi yang bersangkutan.

 

 

Dan tajamnya sorotan Mabes Polri serta elit-elit petinggi TNI-Polri yang berkepentingan pada kasus kapal senilai Rp22 miliar tersebut  tak ayal memaksanya untuk mengerahkan pasukan saat akan menangkap Sp. Dan skenario "cuci tangan" ala perwira melati tiga itu sejauh ini tergolong ciamik.

 

Konsekuensinya ia 'dikecam' oleh pengacara Sp, bahkan sempat ditantang oleh anak buah Sp. Tetapi nama baik dirinya di hadapan petinggi polri akan tetap terjaga lantaran tak membiarkan apapun namanya bentuk kriminalitas.

 

Seperti diberitakan sebelumnya pengerahan kekuatan polisi bersenjata tersebut diduga untuk mengamankan pelaku penyerangan di area shipyard PT Dok Kodja Bahari pada Jumat (29/5/2015) lalu, terkait sengketa kapal MV Eagle Prestige. (red/amok)