BATAM
Ajib Mustain salah soerang PKL mengaku sudah menetap di area ini sekitar 16 tahun lalu. Selama itu dia bisa memenuhi kebutuhan keluarganya dari usaha bengkel.
“Sekarang saya bingung mau pindah kemana. Rasanya kok nelongso gini ya. Pemerintah kok tidak punya hati nurani,” keluhnya.
Para pedagang mengaku telah membeli lahan kios sebesar Rp 45 juta sekitar 8 bulan lalu.
“Kalau seperti ini, warga Batam nantinya semua orang menengah ke atas. Tidak ada lagi orang kecil yang mencari nafkah,” ujar Febrian, PKL lainnya.
Sementara pernyataan mengejutkan datang dari PKL bernama Nurhayati. Ia menyebut membeli lapak kios yang ada dari Oval yang disebut-sebut merupakan ipar Walikota Batam.
“Saya baru satu tahun jualan di sini. Kita berani karena pengurus koperasi ini menjanjikan 5 tahun baru digusur. Kan kita tahu inikan (kios) saudara si Rudi (walikota) juga yang bagun, si Oval. Adik ipar si Rudi. Mau minta ganti rugi kemana si Oval sudah menghilang,” ujar Nurhayati.
Para PKL berharap agar pemerintah dapat mengganti dan menyediakan tempat yang dapat dijadikan usaha untuk berdagang. (alfie)
EKONOMI
NASIONAL
POLITIK
