EKONOMI

NASIONAL

POLITIK

Aneh, Tidak Dukung Jokowi Kok Dicap Radikal


SINGAPURA - Umat Islam di Indonesia sudah lelah difitnah pro dengan paham radikalisme oleh musuh-musuh Islam terutama para kaum kecebong pendukung rezim saat ini.

"Kesimpulan saya para ustad yang dicap sebagai radikal itu karena tidak dukung rezim. Coba kalau saya dukung Jokowi seperti Ali Mochtar, bisa-bisa jadi terkenal lagi saya. Tapi kami tidak mau itu, kami ulama lurus-lurus saja. Dalam ceramah saya tadi saya imbau pilihlah presiden yang soleh, pilihlah DPR - DPD yang soleh, lantas salahnya di mana ?" ujar Wasekjen MUI KH Tengku Zulkarnaen di ILC TVOne.

Sebelumnya Prabowo Subianto saat menjadi pembicara internasional dalam acara The World 2019 Gala Diner di Singapura, Selasa (27/11) malam juga mengatakan bahwa umat Islam Indonesia selama ini dikenal sebagai Islam yang moderat (pertengahan).

"Saya yakin bahwa mayoritas umat Islam di Indonesia adalah moderat dan mereka lelah sekali dikategorikan dalam politik yang radikal," kata Prabowo dalam keterangan tertulisnya.

Calon Presiden nomor urut 2 itu pun mengaku optimis dengan Indonesia ke depan, terutama pada umat Islam. Radikalisme di Indonesia menurutnya tidak akan tumbuh, karena para ulama selalu menyerukan Islam adalah agama rahmat bagi seluruh semesta alam.

"Dan saya sangat optimis karena saya melihat banyak pemuka agama di Indonesia yang mengecam radikalisme dalam bentuk apapun, dan ajaran Islam menekankan ini," ujarnya.

Pada kesempatan itu Prabowo juga bertemu dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong. Mereka berdua membicarakan tentang hubungan Indonesia-Singapura di masa yang akan datang, seolah mengisyaratkan bahwa akan terjadi pergantian kekuasaan di Indonesia.


Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *