[caption id="attachment_4425" align="alignright" width="290"] Paulus Amat Tantoso, salah satu calon Ketua Kadin memaparkan visi-misinya di hadapan ribuan peserta Mukota Kadin Batam di SPC, Kamis (26/2). foto: amok/koko[/caption]
BATAM - Indikasi banyaknya anggota Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Batam yang bodong terbukti. Dari 2.038 anggota yang disebut terdaftar, panitia Musyawarah Kota (Mukota) Kadin Batam hanya memasukkan 1.119 anggota yang berhak memilih calon Ketua Kadin Batam periode 2015-2020.
Menurut salah satu panitia yang enggan disebut identitasnya, ke 1.119 anggota tersebut memenuhi syarat administrasi untuk memilih calon ketua Kadin Batam yang baru.
Salah seorang peserta mengatakan, membludaknya peserta Mukota Kadin kali ini hal yang wajar. Terlebih masing-masing tiga kandidat ingin terpilih dan punya agenda politik jelang Pilkada Batam dan Pilgub Kepri yang sebentar lagi bergulir.
"Pemilihan Ketua Kadin Batam selama ini memang selalu jadi ajang bargaining kepentingan politik penguasa tertentu. Ya maklum saja, Kadin sebagai wadah bagi seluruh pengusaha di Indonesia cukup menentukan jadi tidaknya calon kepala daerah bahkan kepala negara," katanya kepada wartawan AMOK Group, Kamis (26/2) di SPC.
Masih kata pria yang enggan dikutip namanya ini, di Kadin Batam berbagai proyek pemerintah akan mudah didapat oleh pengusaha. Hal ini bagian dari politik balas budi pejabat sekaligus sebagai asetnya untuk mendulang pundi rupiah jelang kampanye Pemilukada.
"Semua orang tau kalau Kadin ini jadi alat penguasa untuk bermanuver, apakah bagi kepentingan pribadi, kelompok tertentu hingga politik," tutupnya. (red/amok)