BATAM - Prihatin dengan kondisi warga Tionghoa Batam yang belum solid, Persatuan Tionghoa Indonesia (Pertindo) dideklarasikan, Minggu (8/3/2015) malam di Mega Auto Car Batam Center. Pertindo didukung penuh oleh 136 kelenteng yang tersebar di seantero kota industri.
Antoni Wiyogo selaku Dewan Penyantun Pertindo mengaku sudah lama merindukan adanya paguyuban yang bisa merangkul seluruh warga Tionghoa tanpa melihat status sosial.
“Warga Tionghoa yang ada di Batam belum solid, padahal potensi kita tidak kecil.Kita tidak boleh diam dan harus melakukan sesuatu,” ujar Antoni saat menyampaikan kata sambutan dihadapan para tamu undangan yang hadir.
Ia menegaskan bahwa kehadiran Pertindo diharapkan bisa menjadi wadah warga Tionghoa di Batam untuk bersatu agar mampu memberikan dukungan penuh bagi negara.
“Bersatulah kita warga Tionghoa membangun Batam membangun Negeri,” ujarnya berpantun.
Sementara itu Ketua Dewan Perumus Pertindo Andi Kusuma mengatakan bahwa berdirinya Pertindo berawal dari rasa keprihatinan terhadap keberadaan paguyuban-paguyupan yang sudah ada sebelumnya yang hanya dinikmati segelintir elit.
“Perlu ada langkah berani untuk merubah paradigma warga Tionghoa yang ada di Batam,” tegas Andi.
Andi mengatakan bahwa warga Tionghoa menengah kebawah perlu terayomi dengan baik terutama disaat mengalami musibah dan kesulitan.
Namun demikian ia juga menegaskan bahwa kehadiran Pertindo bukan berarti ada perpecahan bagi warga Tionghoa di Batam melainkan sebagai bentuk penyempurnaan bagi warga Tionghoa yang belum terakomodir.
“Selama ini paguyuban yang sudah ada hanya mengakomodir kelenteng-kelenteng besar. Di Pertindo semua elemen kita rangkul,” jelasnya.
Andi juga mengatakan budaya Tionghoa harus terus dilestarikan terutama bagi generasi muda. “Kita akan bekerjasama dengan media untuk mempublikasikan asal-usul kelenteng yang ada di Batam,” pungkasnya.
Puncak acara deklarasi Pertindo diakhiri dengan atraksi para suhu dari 16 kelenteng yang ada dengan menampilkan atraksi-atraksi budaya warga Tionghoa. (red/amok)