[caption id="attachment_5637" align="alignleft" width="290"]
BATAM - Ketua DPRD Batam Nuryanto menyampaikan permintaan maaf dan klarifikasi soal pernyataannya di Facebook.
“Saya pribadi mohon maaf atas ketidaknyamanan akibat komentar saya di Facebook,” ujarnya kepada pengunjuk rasa di depan kantor DPRD Batam, Rabu (13/5/2015).
Ia mengaku pernyataannya yang menyebutkan soal tuan rumah bukan terhadap Melayu atau tempatan, namun konteksnya adalah Batam.
“Demi Tuhan saya tidak ada menulis Melayu dan Perpat,” terangnya.
Terkait adanya kata “menggongong” pada komentarnya di Facebook tersebut, Cak Nur menjelaskan hal itu adalah bahasa kiasan dan tidak memenuhi arti yang sebenarnya.
“Saya tidak bermaksud menghina masyarakat Melayu dan Perpat,” tegasnya.
Permintaan maaf dan penjelasan Nuryanto tersebut ditanggapi positif oleh pengunjuk rasa. Namun demikian mereka tetap meminta agar permintaan maaf tersebut dilakukan secara adat di Lembaga Adat Melayu (LAM).
“Kami sangat menghormati permintaan maaf Cak Nur, tapi masalah ini harus diselesaikan secara adat,” ujar pengunjuk rasa.
Pengunjuk rasa kemudian langsung bergerak menuju Gedung LAM di Batam Center yang berjarak hanya ratusan meter dari Kantor DPRD Batam untuk menyelasaikan permasalah ini secara adat. (red/amok)