[caption id="attachment_5901" align="alignleft" width="290"] Sepp Blatter dan Jerome Valcke. foto: AFC[/caption]
ZURICH - Sepp Blatter menyatakan mundur dari jabatannya sebagai presiden FIFA, lewat sebuah konferensi pers yang dihelat di Zurich, Swiss, Selasa (2/6/2015) waktu setempat. Pernyataan tersebut tidak sampai seminggu setelah dirinya terpilih kembali jadi presiden.
Sebelum mundur, Blatter sudah mendapatkan tentangan dari sejumlah pihak, di antaranya dari federasi sepakbola Inggris, FA, dan konfederasi sepakbola Eropa, UEFA. Kubu yang menentang umumnya meminta diadakannya reformasi dan transparansi di dalam tubuh FIFA.
Desakan untuk mundur kian kencang setelah beberapa petinggi FIFA ditangkap FBI di sebuah hotel di Zurich pekan lalu akibat kasus suap dan korupsi. Penangkapan sejumlah petinggi FIFA itu rupanya baru sebuah awal.
Muncul dugaan bahwa Sekjen FIFA, Jerome Valcke, ikut tersangkut kasus suap. Kasus Valcke itu disebut-sebut melatari keputusan mundurnya Blatter.
New York Times melaporkan bahwa seorang petinggi FIFA lainnya tengah diselidiki terkait dugaan kasus suap senilai 10 juta dolar AS. Petinggi FIFA yang dimaksud itu adalah Jerome Valcke, Sekjen FIFA yang disebut mereka sebagai "letnan" dari Blatter.
Valcke --yang selama ini sering menandatangani surat-surat FIFA untuk PSSI, termasuk sanksi pada 30 Mei lalu-- disebut melakukan sejumlah transfer untuk petinggi-petinggi FIFA lainnya pada tahun 2008. Salah satunya adalah transfer senilai 10 juta dolar AS kepada eks wakil Presiden FIFA, Jack Warner.
Transfer tersebut menjadi salah satu pangkal penyelidikan yang dilakukan FBI belakangan ini --yang lantas berujung pada penangkapan sejumlah petinggi FIFA pekan lalu. Warner disebut menerima uang dari Valcke tersebut untuk mengamankan Afrika Selatan sebagai tuan rumah Piala Dunia 2010. (lukman/net)