[caption id="attachment_6559" align="alignleft" width="290"] Inilah hutan gundul di kawasan Rempang-Galang/ foto: amok[/caption]
BATAM - Kondisi hutan di Rempang-Galang kini semakin memprihatinkan. Betapa tidak, nyaris seluruh pepohonan besar nan rindang yang ada saat ini telah punah dibabat pembalak.
Bagi Anda yang pernah berkunjung ke Pulau Rempang-Galang sekitar tahun 2003 ke bawah, melihat situasi ini tentu hanya bisa mengelus dada. Karena saat itu kita masih bisa merasakan udara sejuk wilayah Rempang-Galang, bahkan pengunjung juga dengan mudah menjumpai primata monyet berekor panjang di sepanjang jalan.
Pantauan AMOK Group, Jumat (14/8/2015) terlihat dengan jelas hutan yang ada di kedua pulau seluas 515 kilometer persegi itu telah ludes dibotaki penjahat ilegal logging.
Sangat miris memang. Lemahnya pengawasan dan mental korup petugas dituding sebagai penyebab punahnya hutan tersebut. Padahal dengan kondisi hutan yang lebat, akan menambah daya tarik potensi wisata di Rempang-Galang.
Selama ini kurang apalagi negara membiayai petugasnya untuk menjaga keutuhan hutan. Bahkan khusus untuk Dinas Kelautan Peternakan Pertanian dan Kehutanan (KP2K) Kota Batam, secara spesifik telah banyak menganggarkan dana bagi pengawasan hutan yang ada.
Nah, persoalannya mengapa dana yang cukup besar tersebut tidak mampu mencegah pembalakan hutan. Jika hanya berdalih kekurangan sumber daya polisi hutan, hal tersebut jelas hanya alasan yang dibuat-buat dan tak logis.
Faktanya, dari informasi yang berhasil diperoleh AMOK Group dari beberapa mantan buruh pembalak hutan di sana, bahwa acap kali razia yang dilakukan polisi hutan, ujung-ujungnya petinggi Dinas KP2K yang dikepalai Suhartini tersebut disebut selalu "berkompromi" dengan para cukong pembalak hutan.
"Kalau dulu kita kucing-kucingan sama aparat. Ya kalau ketangkap, paling bos (tauke, red) kami yang nego sama pejabat KP2K," ungkapnya seraya minta dirahasiakan identitasnya kepada AMOK Group.
Rempang-Galang kini hanya menyisakan secuil pepohonan besar, itu pun kebetulan berada di sekitar Camp Vietnam. Jika bukan daerah wisata sejarah yang dilindungi, kemungkinan besar nasibnya juga akan sama dengan pohon lainnya yang sudah jadi rumah. (red/amok)
EKONOMI
- Gesa Pertumbuhan Ekonomi, BP Batam Usulkan Pagu Anggaran 2026 sebesar Rp 5,328 T
- Catat Sejarah, Batam Sukses Bangun Proyek Wind Tower Senilai USD 22 Juta
- Pelantikan Pejabat Tingkat III dan IV, Kepala BP: Satukan Energi untuk Majukan Batam
- Kepala Badan Pengusahaan Amsakar Achmad Lantik dr. Tanto Sebagai Direktur RSBP Batam
NASIONAL
- Kembangkan Investasi, BP Batam Teken Nota Kesepahaman Bersama Kemerinves
- Wakili Presiden Prabowo, Deputi IV BP Batam Sampaikan Kesan Mendalam Pasca Pelantikan Paus Leo XIV di Vatikan
- Presiden Prabowo Tugaskan Deputi BP Batam Hadiri Pelantikan Paus Leo XIV di Vatikan
- Kapoldasu Diminta Beri Reward Tim Irwasda Pembasmi Narkoba di Asahan
POLITIK
- PAD Tak Pernah Tercapai, Banggar DPRD Batam Usulkan Moratorium Parkir Tepi Jalan
- DPRD Batam Gelar Paripurna Penyampaian Nota Keuangan Perubahan APBD 2025
- Banggar DPRD Batam Beri Rekomendasi dan Catatan Terkait Penggunaan APBD 2024 Oleh Pemko
- DPRD Kota Batam Sahkan Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2024

