EKONOMI

NASIONAL

POLITIK

Tsunami Bernama Pengangguran Kian Nyata di Batam

 

[caption id="attachment_6682" align="alignright" width="290"]Proyek pembuatan kapal tongkang dan sejenisnya di Batam semakin sepi order. Imbasnya buruh jadi sapi perah oknum HRD. foto: net Proyek pembuatan kapal tongkang dan sejenisnya di Batam semakin sepi order. Imbasnya buruh jadi sapi perah oknum HRD. foto: net[/caption]

BATAM - Situasi perekonomian Indonesia memasuki fase kritis dan diambang kehancuran. Khusus di Kota Batam bahkan telah nyata dimbang tsunami ledakan pengangguran.

 

Terlebih pada sektor galangan kapal dan proyek pemipaan. Banyak perusahaan sudah tutup, membuat angka pengangguran terus berjibun. Jumlah pencari kerja tak sebanding lagi dengan lapangan kerja.

 

Ratno, salah seorang juru las kini hanya bisa pasrah menanti lamaran kerjanya yang sudah dua minggu lalu dia masukkan di salah satu subcon di bilangan Tanjunguncang. "Sudah hampir 2 bulan saya nganggur bang," kata Ratno kepada kepriupdate.com, Minggu malam (6/9/2015).

 

Menurutnya kondisi sekarang, mencari kerja ibarat mencari jarum dalam jerami. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya dimana pekerjaan begitu banyaknya di Tanjunguncang.

 

Kalau pun ada kerjaan, subcon seenak hatinya saja mengupah buruh las seperti dirinya dengan gaji basic yakni Rp2,4 juta/bulan.

 

"Alasannya masih banyak yang mau kerja bukan kamu saja," ujarnya menirukan HRD subcon.

 

Hal ini mengingatkan dirinya yang pernah berjuang bersama-sama para buruh metal Batam menuntut kenaikan upah buruh galangan kapal.

 

"Kalau seperti sekarang, sama saja sudah kembali ke tahun 2010 lagi. Mau nggak mau diambil juga kerjaan itu daripada nganggur, sekarang sudah habis kontrak lagi," ujarnya.

 

Apalagi kini banyak perusahaan galangan kapal mempekerjakan tenaga kerja asing asal Bangladesh, Thailand dan Cina. "Mereka (tenaga kerja asing) sudah merajalela di Batam," sebutnya.

 

Celakanya lagi ungkap Ratno banyak oknum HRD perusahaan dan aliansi pemuda yang berkongkalikong soal perekrutan buruh. Para HRD yang ingin cari duit tambahan memelasah para buruh seperti dirinya.

 

"Sekarang harus bayar sama HRD kalau mau kerja, alasannya untuk setor kepada aliansi pemuda. Karena tiap aliansi pemuda dapat jatah lima buruh, kalau nggak mana dapat kerja. Sistemnya bisa bayar di depan ada juga tiap bulan bulan gaji langsung dipotong sama HRD," ungkapnya. (red/man)

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *