BATAM
"Informasi kakak saya disandera dapat dari sepupu yang bekerjasa di perusahaan sama. Dia bilang coba bilang sama istri abang, kalau kapal kakak sudah disandera orang-orang Abu Sayyaf," ujar Hendrik adik korban di kediamannya Mukakuning Paradise J8 Batam, Selasa (29/3/2016).
Menurut Hendrik kontak terakhir dengan sang kakak terjadi pada Rabu 23 Maret lalu sekitar pukul 20.30 WIB. "Waktu itu dia (Peter) cuma ngasih kabar dan kondisinya baik-baik saja," tuturnya.
Menurut Hendrik, kakanya bersama sembilan rekannya akan berlayar menuju Batangas Filipina dengan membawa batu bara.
"Harapan kami agar perusahaan melakukan negosiasi supaya kakak kami dibebaskan," pintanya.
Seperti diketahui kapal TB Brahma berangkat dari Sungaiputing Kalimantan Selatan menuju Batangas Filipina Selatan dengan memuat 7000 ton batu bara dan membawa sembilan ABK.
Namun di perairan Batangas, kapal dibajak oleh kelompok pemberontak Abu Sayyaf. Selanjutnya korban bersama 9 ABK-nya disandera dan pembajak meminta tebusan 50 juta peso atau setara Rp14,3 miliar. (anggieta)