EKONOMI

NASIONAL

POLITIK

Bantuan Tak Kunjung Diterima, Warga Batam Nekad Jualan Pasar Kaget


BATAM - Wabah virus corona di Indonesia makin tak terkendali. Jumlah pasien positif mencapai 2. 092 orang, 191 meninggal dan 150 sembuh.

Pemerintah Kota Batam dan tim gugus Covid-19 sibuk melakukan perang lawan corona, salah satunya menyemprot disinfektan di berbagai ruas jalan.

Warga Batam juga diminta melakukan physical distancing (jaga jarak), stay at home (tinggal di rumah) dan work from home (kerja dari rumah).

Dukungan bantuan dari para konglomerat kota ini juga disebutkan mengalir deras kepada tim gugus tugas. Dilaporkan dana yang sudah terkumpul mencapai  Rp17 miliar lebih.

Namun sudah lebih dari dua minggu, bantuan tersebut ternyata tidak sampai  kepada warga terdampak corona. Masyarakat yang hidup pas-pasan mulai resah dengan kondisi saat ini.

"Semua anjuran sudah kita patuhi, tapi apa, bantuan sembako dan masker saja kita tidak pernah dapat," kata Samsir, warga Batuaji, Sabtu (4/4/2020).

"Kami betul-betul putus asa dengan tindakan pemda yang tidak peka pada kondisi kehidupan rakyat. Lebih baik kami mati kerja untuk cari makan keluarga daripada mati tidak ada bantuan pemerintah Batam," timpal Ujang.

Kekecewaan warga Batam itu mereka lampiaskan juga dengan nekad berdagang pasar kaget. Sebelumnya mereka diimbau pemerintah untuk tidak berjualan agar tidak menimbulkan penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).

"Percuma saja kita tutup, sementara para toke sembako di Batam masih jualan bebas, bahkan karyawannya tidak pakai masker," ujar seorang pedagang pasar kaget di bilangan Tembesi Sagulung.

"Rakyat kecil disuruh kerja dari rumah, emang siapa yang gaji kita. Kalau pegawai silakan saja mau tidak masuk kantor selamanya, gaji mereka ditransfer ke rekening tiap bulan, enak mereka pak, kalau kami matilah kalau tidak kerja," katanya.



Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *