EKONOMI

NASIONAL

POLITIK

Perang Rusia Vs Ukraina Akhirnya Pecah, NATO dan Amerika Tak Berkutik



KIEV - Ratusan ribu tentara Rusia dikerahkan menyerbu Donetsk dan Luhanks Ukraina. Hal ini membuat Ukraina berang dan menyatakan perang. Celakanya NATO dan Amerika hanya bisa memberi sanksi yang tentu saja tak digubris Putin.

Kementerian Luar Negeri Ukraina menyatakan invasi yang dilakukan Rusia ke negaranya pada Kamis (24/2) merupakan bentuk perang. Mereka pun mendeklarasikan siap mempertahankan diri.

"Ini merupakan tindakan perang, suatu serangan terhadap kedaulatan dan integritas wilayah Ukraina, sebuah pelanggaran menjijikkan terhadap Statuta PBB, norma, juga prinsip hukum internasional," ujar juru bicara Kemlu Ukraina, Oleg Nikolenko.

Nikolenko kemudian mengatakan bahwa tentara Rusia melakukan serangan di kota-kota Ukraina yang damai. Menurutnya, tindakan ini "menghancurkan negara Ukraina, merebut wilayah Ukraina dengan paksa, dan mengokupasi."

Ia pun menegaskan bahwa Ukraina akan melawan atas nama mempertahankan diri.Nikolenko menekankan, perlawanan ini sesuai dengan hukum internasional.

"Kami harus melawan penyerang dan mempertahankan tanah Ukraina sekuat mungkin," ucap Nikolenko, seperti dikutip CNN.

Jubir Kemlu itu lantas mendesak komunitas internasional untuk bertindak secepat mungkin, mengirimkan peralatan militer untuk membantu Ukraina mempertahankan diri. Ia meminta sanksi-sanksi baru segera dijatuhkan untuk Rusia.

"Kehidupan dan keamanan ini tak hanya untuk penduduk Ukraina, tapi juga keamanan warga Eropa. Masa depan dunia tergantung pada respons bersama ini," kata Nikolenko.

Perang ini membara setelah Presiden Vladimir Putin resmi mengumumkan operasi militer khusus di Donbas, wilayah di Ukraina yang dikuasai kelompok separatis pro-Moskow.

"Saya telah membuat keputusan untuk mengerahkan sebuah operasi militer (ke Ukraina timur)," kata Putin dalam pidato singkat yang dikutip AFP.

Ukraina menyatakan bahwa Rusia menyerang negaranya dari tiga sisi, yaitu dari perbatasan di timur, Belarus di utara, dan Crimea yang terletak di selatan negara tersebut.

Konflik ini sudah mulai panas sejak Putin secara sepihak mengakui kemerdekaan Luhansk dan Donets, dua wilayah di timur Ukraina yang dikuasai kelompok separatis pro-Rusia.

Tindakan Putin ini dikecam berbagai pihak. Sejumlah negara pun menampar Rusia dengan sanksi besar-besaran.

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *