EKONOMI

NASIONAL

POLITIK

Hadapi Musim Angin Utara Yang Mulai Mengganas, Natuna Surplus Beras

Stok beras di gudang Bulog masih mencukupi selama musim cuaca buruk. Foto/Rusdi


NATUNA - Musim utara telah melanda Natuna, musim ini berpotensi menimbulkan pancaroba hingga berbulan-bulan. Namun demikian ketersediaan pangan, khususnya beras sudah dijamin terjaga.


Musim utara merupakan satu musim yang saban tahun terjadi, musim ini berlangsung hingga empat bulan. Pada kurun waktu ini kondisi alam jadi tidak menentu, anomali cuaca terjadi secara berkepanjangan.


Dampaknya berpengaruh signifikan terhadap kehidupan, semua orang susah beraktifitas di darat dan di laut. Transportasi laut terganggu karena pelayaran acap kali distop oleh pihak berwenang sebab kondisi laut yang diyakini tidak memungkinkan untuk berlayar.


Sektor-sektor lain seperti sektor perdagangan, perikanan, pertanian dan peternakan juga turut terganggu dengan keadaan cuaca yang tidak bersahabat.


Bahkan sektor kesehatan juga terncam dengan adanya potensi penyakit yang timbul akibat keadaan cuaca seperti demam berdarah, diare, penyakit kulit dan lainnya.


Selain itu, potensi bencana alam seperti tanah longsor, banjir dan angin kencang di musim ini juga tinggi. Sehinga semua ini mesti diantisipasi sedari awal oleh pemerintah dan masyarakat setempat.


Dan yang terpenting adalah keberadaan stok pangan di musim ini rentan mengalami kelangkaan karena rantai pasok terputus akibat kondisi cuaca yang berat. Adapun sumber pasokan pangan Natuna mayoritas masih impor dari luar daerah dan sebagian kecil sisanya tersedia secara swadaya di tengah masyarakat.


Oleh karenanya, Pemerintah Kabupaten Natuna secara spesifik telah melakukan langkah-langkah persiapan dan antisipasi untuk menghadapi musim yang selama ini jadi momok bagi kehidupan warga Natuna.


Bahkan dalam upaya ini pemerintah membuat program khsusus yang bernama program penyangga musim utara. 


Namun begitu, tahun ini Bupati Natuna, Wan Sisawandi memastikan stok pangan Natuna dengan segala jenisnya sudah terjaga dan sudah terkoodinir dengan baik.


"Pangan aman. Bahkan Alhamdulillah stok beras kita sudah surplus selama tiga bulan ke depan," kata Bupati Siswandi di tempat kerjanya, Rabu 22 November 2023.


Ini semua menurutnya berkat sistem kerja yang bagus dan berkat partisipasi semua pihak sehingga ketersediaan bahan pangan, terutama sekali beras sudah tidak mengkhawatirkan.


"Kita sudah menjalin MoU dengan Bulog Tanjungpinang dan itu sudah berjalan. Kemarin kita baru order beras dan ini yang mebuat stok kita berlebih," paparnya.


Bupati Siswandi menegaskan, seluruh segmen pangan Natuna menjadi fokus perhatian pemerintah untuk musim utara ini. 


Namun begitu perhatian paling utama pemerintah tertuju pada dua jenis bahan pangan (Sembako) yakni beras dan gula.

Bupati Wan Siswandi


"Yang sudah aman betul beras. Sementara komuditas yang lain - lain juga aman, cuma ini masih memerlukan upaya-upaya stabilisasi dan pengawasan," bebernya.


Adapun langkah-langkah pemerintah untuk menjaga stabilitas dan harga pangan meliputi pengawasan, koordinasi dengan stake holder dan razia pasar.


"Bahkan kami juga akan melakukan berbagai operasi pasar nanti kalau diperlukan," tegasnya. 


Dengan demikian ia berharap sektor pangan dimusim utara dapat memenuhi kebutuhan masyarakat secara keseluruhan selama musim utara berlangsung.


"Sehingga kekhawatiran yang seperti dulu-dulunya tidak lagi terjadi di Natuna, meskipun cuaca memutuskan rantai pasok pangan kita," harapnya. 


Plt. Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Natuna, H. Ismail Sitam juga menjelaskan hal yang sama. Ia mengatakan, persoalan beras sudah berhasil dituntaskan.


Ia juga memastikan, kondisi stok beras selama musim utara ini sudah di titik yang sangat aman karena stoknya sudah surplus selama tiga bulan ke depan.


"Kelebihan beras untuk tiga bulan ke depan ini sudah berton-ton. Cuma saya kurang apal jumlah pastinya," kata Ismail di Kantor Bupati Natuna, Kamis 23 November 2023.


Terjadinya surplus beras itu menurutnya tidak lepas dari upaya keras pemerintah yang telah menggelar MoU dengan Bulog Tanjungpinang. 


MoU ini dijalin untuk memastikan terjaminnya stok bahan pokok terutama sekali beras selama musim utara terjadi.


"Dan alhamdulillah ini sudah berjalan, kermarin ada ngirim beras ke Natuna berdasarkan orderan kita,"  jelas Ismail.


Selain itu ia juga memastikan bahwa harga beras di Natuna sudah turun dari harga yang sebelumnya Rp. 14 ribuan ke atas ke harga Rp. 11 ribu untuk masyarakat. 


Bahkan menurutnya, bukan hanya harga beras yang turun, tapi beras yang tersedia juga kualitasnya bagus dan nyaman dikonsumsi oleh masyarakat.


"Berasnya beras Thailand, mutunya bagus,"  sebut Ismail.


Dengan begitu ia mengaku yakin beras untuk musim utara di Natuna aman dari semua aspek. Dari segi ketersedian terjamin, mutu terjaga dan harga juga tetap taerjangkau.


"Mudah-mudahan komuditas-komuditas pangan yang lain juga dapat diupayakan hingga mengalami tingkat kesetabilan yang tinggi seperti halnya beras ini," tutupnya.


Di lain sisi, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Natuna, Allazi  mengaku tengah menyiapkan langkah-langkah untuk menjamin lancarnya distribusi pangan dari luar daerah dan antar pulau.

Plt. Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Natuna, H. Ismail Sitam.


Langkah utama yang dilakukan berupa permohanan kapal cadangan yang berskala besar. Permohonan ini dialamatkan kepada kementerian Perhubungan RI melalui Dirjen Perhubungan Laut sebagai dukungan pusat dalam upaya menangani kemungkinan terjadinya pancaroba yang berkepanjangan di Natuna.


"Proposalnya sudah kita antar ke Jakarta. Ini untuk menghadapi peak season (masa puncak) musim utara," ungkap Allazi.(rus)





Editor : Teguh