TANJUNGPINANG
Akibat kejadian itu warga sekitar berhamburan menuju lokasi suara ledakan. Mereka mendengar suara gaduh dan teriakan minta tolong dan suara tembakan dari dalam bandara RHF.
Informasi yang diperoleh kepriupdate.com di lapangan, kejadian tersebut berawal saat sebuah pesawat pribadi tak dikenal mendarat di bandara RH Fisabilillah Tanjugpinang, sekitar pukul 20.00 WIB. Karena pihak bandara merasa ada yang tidak beres dengan pesawat tersebut, pihak bandara pun mengutus dua sekuriti Angkasa Pura guna melakukan pengecekan.
Pilot dan co pilot pesawat dengan nomor PK-XXX tersebut mengaku hampir kehabisan bahan bakar, dan terpaksa mendarat di bandara itu. "Kami sudah meminta izin mendarat, tapi juga belum mendapat konfirmasi dari bandara," kata pilot kepada petugas.
Kedua sekuriti pun mengajak pilot dan co pilot ke kantor untuk dimintai keterangan. Namun baru melangkah beberapa meter, tiba-tiba dari pesawat muncul delapan pria bersenjata laras panjang langsung memberondong sekuriti. Kedelapan pria tersebut lalu menyerbu kantor dan menguasai menara bandara angkasa pura RHF.
Setelah berhasil menguasai dan menyabotase bandara RHF, 10 pria yang mengaku sebagai teroris itu menuntut pembebasan seorang gembong Narkoba, yang akan dihukum mati, dan ditahan di Lapas Batu 18 Tanjungpinang.
Beruntung sebelum para teroris itu menguasai seluruh kantor dan menara tower bandara RHF, pihak bandara sempat mengirimkan pesan permintaan bantuan pada Lantamal IV Tanjungpinang. Mendapat informasi tersebut Lantamal IV segera menyebarkan info itu ke Mabes TNI AL.
Setelah mendapatkan ijin dari Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Pangarmabar), beberapa pasukan yang tergabung dalam Operasi Mandala Baruna-15 di bawah Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) segera menerbangkan pesawat TNI AL CN-235 MPA, dan Casa 212 Patmar untuk melakukan Air Surveillance (pengamatan udara) guna mengumpulkan informasi situasi dan kondisi di Bandara RHF.
Setelah mengetahui situasi terbaru di Bandara RHF, Pangarmabar memerintahkan seluruh unsur yang tergabung dalam Operasi Mandala Baruna-15 untuk bertindak dengan mengirimkan pasukan khusus TNI AL untuk melakukan terjun tempur dan Air Landed dengan menggunakan pesawat TNI AL Casa NC-212.
Dalam operasi penyelamatan tersebut, awalnya TNI AL mengirimkan satu tim berjumlah tujuh orang (Tim Alfa) yang melakuan terjun tempur. Tim tersebut berhasil melumpuhkan dua teroris yang bertugas menjaga pesawat yang mereka gunakan. Tak lama kemudian, Tim Bravo yang berjumlah delapan orang melakukan Air Landed.
Akhirnya kedua tim tersebut melakukan penyergapan ke dalam gedung, tapi kehadiran mereka diketahui delapan teroris yang masih di dalam gedung, sehingga terjadi baku tembak. Setelah empat teroris berhasil dilumpuhkan, empat teroris lainnya, keluar dari gedung dengan membawa sandera, yang tidak lain adalah kepala Bandara RHF.
Tapi akhirnya seorang sniper berhasil melumpuhkan teroris yang menodongkan senjata di kepala sandera, dan kembali terjadi baku tembak. Keempat teroris tersebut berhasil dilumpuhkan, akan tetapi sandera mengalami luka berat, sehingga harus dievakuasi.
Ternyata sebelum keluar, para teroris tersebut sudah memasang sebuah bom rakitan di dalam gedung bandara. TNI AL pun harus menurunkan tim penjinak bahan peledak, tapi saat didekati ternyata bom rakitan itu sudah diaktifkan, dan tidak bisa lagi dimatikan. Akhirnya tim jihandak membawa keluar bom tersebut dan melarikan sejauh mungkin dari gedung dengan menggunakan mobil Angkasa Pura. Sekitar pukul 20.42 WIB, bom tersebut meledak di pembatas lintasan landing pesawat.
Komandan Pusat Penerbangan TNI AL Laksamana Pertama TNI Sigit Setiyanta kepada wartawan mengatakan kejadian ini merupakan sekenario latihan terbang malam awak pesawat udara tahun 2015 yang dilaksanakan Wing Udara 2 Tanjungpinang dalam menanggulangi terorisme terhadap aset negara.
"Latihan ini kita lakukan agar tim penerbang TNI AL bisa menjaga kesiapan tempurnya dan bisa meningkatkan kualitas serta memiliki kemampuan dan keterampilan khusus dalam hal penerbangan khususnya di malam hari," pungkasnya. (tim)