EKONOMI

NASIONAL

POLITIK

Proyek IPAL Hansol Bermanfaat untuk Kualitas Hidup Masyarakat Batam


BATAM - BP Batam optimistis proyek Instalasi pengolahan air limbah (IPAL) di Bengkong Sadai oleh Hansol Korea Selatan selesai pada 2020 mendatang. Sejauh ini proyek tersebut sudah mencapai 78,2 persen.

Kepala Bidang Pengelolaan Limbah BP Batam, Iyus Rusmana mengatakan bahwa pembangunan IPAL tersebut sangatlah diperlukan. Pasalnya ketersedian air baku di Kota Batam semakin terbatas dengan permintaan yang terus meningkat.

Pembangunan IPAL ini juga sebagai bentuk pengamanan waduk dari limbah domestik, penataan sanitasi pemukiman penduduk dan penyehatan lingkungan permukiman, dan peningkatan derajat kesehatan sehingga masyarakat dapat menjadi lebih produktif dengan sistem pengelolaan air limbah permukiman yang ramah lingkungan, serta peningkatan estetika lingkungan.

“Saat ini Batam tak lagi memiliki kemampuan mengolah limbahnya sendiri. Dimana jumlah limbah domestik dari aktivitas mandi, cuci, kakus (limbah domestik) bertambah setiap hari akibat pesatnya pertumbuhan penduduk Batam. Dan proyek IPAL ini sendiri dikerjakan oleh Hansol EME dengan konsultannya Sunjin keduanya berasal dari Korea Selatan,” jelas Iyus.

Seperti diketahui proyek IPAL Bengkong Sadai dibangun di atas lahan sekitar 7 hektare. Proyek ini dibiayai dari dana dukungan Pemerintah Korea Selatan melalui pinjaman lunak (soft loan) Economic Development Coorperation Fund (EDCF) sebesar USD43 juta.

Nantinya, IPAL Bengkong Sadai ini akan memiliki kapasitas 20.000 meter kubik per hari atau 230 liter per detik. Dan mampu menghasilkan kompos sebanyak 18 kubik per hari. Keberadaan IPAL ini sendiri, tambahnya, merupakan pengembangan dari IPAL sebelumnya yang dibangun pada 1995 dan hanya memiliki kapasitas 33 liter per detik.

“Sehingga ada upgarde sekitar 8 kali dari sebelumnya. Dan nantinya pupuk atau kompos dari IPAL ini bisa digunakan untuk penghijauan hutan kota, taman kota, dan taman-taman lingkungan,” terangnya.

Selain pembangunan IPAL Bengkong Sadai, BP Batam juga telah melakukan pemasangan pipa dengan total panjang mencapai 114,3 kilometer (KM). Dan sukses melakukan pemasangan 11.000 sambungan rumah dengan panjang sambungan mencapai 500 KM.

Sementara itu, Deputi IV/Anggota Bidang Pengusahaan BP Batam Syahril Japarin mengatakan bahwa pengerjaannya sendiri, hingga Desember 2019 sudah mencapai 78,2 persen dan direncanakan selesai pada Desember 2020 mendatang.

Adapun kendala proyek ini antara lain, masih adanya keberatan dari beberapa warga di perumahan sehingga menyulitkan akses untuk pengerjaan jaringan IPAL hingga ke dalam perumahan.

Lalu kurang optimalnya pelaksanaan K3 dan Clean Construction serta minimnya pengalaman dari para pelaksana yang ada di lapangan.

Mengingat, pekerjaan jaringan khususnya IPAL ini di Indonesia ini sangat minim. Membuat pelaksanaannya di lapangan dibutuhkan waktu untuk adaptasi dan pembelajaran.

“Namun demikian, kita selalu mendampingi mereka sehingga semua proses pengerjaanya bisa lebih maksimal,” terangnya.

Sementtara itu, faktor cuaca khususnya musim penghujan dan adanya instalasi utilitas di lokasi yang sama seperti air, Telkom hingga gas juga menjadi salah satu kendala yang ditemukan selama pengerjaan.

“Kita menyadari bahwa ada kendala saat pengerjaan di lapangan dan itu sudah kita evaluasi agar bekerja lebih profesional. Tapi yakinlah niat baik pemerintah pusat dan Korsel ini tidak lain untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Batam," pungkasnya.

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *