EKONOMI

NASIONAL

POLITIK

29 Ramadhan Terjadi Gerhana Matahari Hybrida, Idul Fitri 1444 Hijriyah Tak Serentak ?

Fenomena proses terjadinya gerhana matahari hybrida 20 April 2023 mendatang. Foto/Ilustrasi


JAKARTA - Ramadhan tahun ini cukup istimewa dan berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya, karena akan ada sejumlah fenomena astronomi yang akan terlihat di Indonesia. Salah satunya adalah Gerhana Matahari Hibrida yang dapat Anda saksikan pada 29 Ramadhan atau 20 April mendatang. 


Selain itu, Idul Fitri 1444 hijriyah juga dipastikan tidak serentak. Menyusul kriteria wujudul hilal digunakan Muhammadiyah, sedangkan kriteria imkan rukyat (visibilitas hilal) digunakan oleh Nahdlatul Ulama dan beberapa organisasi keagamaan lain di Indonesia yang dianut pemerintah. Saat itu hilal kurang dari 2 derajat sehingga NU akan menggenapkan 30 hari Ramadhan (21 April).

Dilansir dari starwalk.space, Gerhana Matahari Hibrida adalah jenis gerhana matahari langka yang berubah dari annular menjadi total dan sebaliknya di sepanjang jalurnya. Gerhana Matahari Hibrida terjadi ketika ukuran Bulan akan terlihat sangat mirip dengan Matahari yang terlihat dari Bumi. 

Akibatnya, bentuk kelengkungan Bumi mulai mempengaruhi penampakan gerhana. Di tempat-tempat di mana Bulan berada di dekat zenit selama gerhana, ukurannya yang tampak akan menjadi yang terbesar, sehingga menyebabkan gerhana matahari total.

Tempat-tempat di mana Bulan lebih dekat ke cakrawala, para pengamat akan melihat gerhana annular karena ukuran semu Bulan akan menjadi sedikit lebih kecil jika dibandingkan dengan Matahari.

Fenomena Gerhana Matahari ini disebut sebagai "hibrida" karena gerhana matahari ini akan mengalami peralihan dari annular menjadi total dan kembali ke annular pada titik-titik tertentu di lintasannya. Namun, titik-titik ini berada di lokasi terpencil di laut sehingga para pengamat yang berada di daratan akan melihatnya sebagai gerhana matahari total.

Nantinya fenomena Gerhana Matahari Hibrida ini akan terlihat dari Samudra Hindia bagian selatan, sebagian Antartika, sebagian besar Australia, Indonesia, Filipina, sebagian besar Oseania, Asia Tenggara, dan Samudra Pasifik bagian barat. Fase total gerhana akan terlihat dari timur Timor Leste, sebagian Papua Barat, dan Semenanjung Exmouth di Australia Barat.

Dilansir dari bmkg.go.id, di Indonesia waktu  mulai  gerhananya  paling  awal  berada  di daerah Parigi, Jawa Barat. Gerhana tersebut akan terjadi pada pukul 09.25.52,1 WIB. Adapun kota yang waktu mulai gerhananya paling akhir berada di Meureudu, Aceh, yaitu pada pukul 10.43.45,5 WIB.

Di Indonesia sendiri, waktu puncak Gerhana akan berbeda-beda disetiap daerahnya. Daerah  yang  akan  mengalami  waktu  saat  puncak gerhana paling awal adalah Tua Pejat, Sumatera Barat, yang terjadi pada pukul 10.40.17,6 WIB. Adapun  kota  lain yang  akan  mendapatkan waktu  puncak  paling  akhir  adalah  Jayapura, Papua, yaitu pada pukul 14.04.47,8 WIT.(tgh)






Editor : Teguh

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *