[caption id="attachment_5788" align="alignleft" width="290"] Tain Komari (kiri), Brigjen Agus (tengah) dan suasana penggerebekan ruang Siti Fadillah Mallarangan. foto: net[/caption]
BATAM - Upaya Mabes Polri dalam menyukseskan program pelopor pembenahan revolusi mental sepertinya diragukan banyak pihak. Hal ini bisa dilihat dari penanganan kasus korupsi Alat Kesehatan 2011 yang melibatkan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Embung Fatimah Batam, Fadillah Mallarangan. Bareskrim telah menetapkannya sebagai tersangka, namun hingga kini tak kunjung ditahan.
Kondisi tersebut menuai tanda tanya besar dari masyarakat Batam. Seperti diutarakan Ketua Presidium LSM Kelompok Diskusi Anti 86 (KODAT 86) Tain Komari. Ia mempertanyakan kinerja Bareskrim Polri yang urung menjebloskan Fadillah.
“Dalam menetapkan seseorang jadi tersangka, penyidik pasti sudah memilik alat bukti yang cukup. Jadi tidak ada alasan untuk tidak segera menahan Fadillah,” tegas Tain kepada swarakepri.com (AMOK Group), Rabu (27/5/2015).
Menurut Tain penahanan terhadap tersangka sangat penting untuk meminimalisir munculnya konspirasi untuk mengaburkan kasus ini.
“Jika tersangka masih belum ditahan, kan bisa saja dia bertemu dengan pihak-pihak yang diduga terlibat dalam kasus ini,” ujarnya.
Tain menegaskan agar Bareskrim Mabes Polri menerapkan perlakukan hukum yang sama terhadap semua masyarakat.
“Tunjukkan Kepolisian serius dalam pemberantasan korupsi. Jangan sampai kepercayaan masyarakat terus menuruh terhadap Polisi,” harapnya.
Tain juga mendesak Kepolisian agar mengusut tuntas kasus ini dan menjerat para pelaku yang terlibat didalamnya. Kasus pengadaan alkes tahun 2011 ini menurutnya ditemukan beberapa kejanggalan. Seperti penunjukan jabatan Dirut RSUD embung Fatimah yang hanya berselang 1 bulan dengan penunjukan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dalam proyek tersebut.
“Kok bisa pejabat baru langsung jadi KPA? Kenapa? Adakah intervensi dari Kepala Daerah? Dalam hal ini diduga ada hubungan sebab akibat,” pungkasnya.
Laman JPNN mengabarkan, Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri Brigjen Agus Rianto ketika dikonfirmasi membenarkan bahwa Fadillah telah diperiksa, namun belum dilakukan penahanan.
“Tersangkanya diperiksa, tapi tidak ditahan,” ujar Agus(26/5/2015).(red/amok)
EKONOMI
- Tarif Listrik Industri Naik, Usep RS : PLN Batam Surati Kementerian ESDM Tinjau Kembali HGBT
- BP Batam Terima Kunjungan Kedubes Inggris, Kuatkan Hubungan Bilateral dan Partnership
- PLN Batam Peringati Hari Kebangkitan Nasional, Bangkit Tanpa Sandaran Subsidi
- 4 STS Crane Baru Tingkatkan Kapasitas Pelabuhan Batu Ampar ke 900.000 TEUs
NASIONAL
- Wakili Presiden Prabowo, Deputi IV BP Batam Sampaikan Kesan Mendalam Pasca Pelantikan Paus Leo XIV di Vatikan
- Presiden Prabowo Tugaskan Deputi BP Batam Hadiri Pelantikan Paus Leo XIV di Vatikan
- Kapoldasu Diminta Beri Reward Tim Irwasda Pembasmi Narkoba di Asahan
- SMSI Tunjukkan Peran Strategis Media Siber Lokal dalam Peringatan Hari Kebebasan Pers Sedunia
POLITIK
- Wakil Kepala BP Batam Minta Rieke Tak Sebar Hoax Kekerasan-Kriminalisasi Warga Rempang
- Ketum Forum Pemred SMSI Kecam Pernyataan Hasan Nasbi, Beri Saran agar Lebih Bijak
- Kepala BP Amsakar Achmad dan Wakilnya Hadiri Rapat Paripurna DPRD Kota Batam
- Sertijab Wako Batam, Amsakar-Li Siap Lanjutkan Pembangunan
