EKONOMI

NASIONAL

POLITIK

Dilema Pedagang Pasar Kaget Dragon Lake Bengkong Sadai

 

BATAM - Warga Batam khususnya daerah Bengkong tentu sudah familiar dengan kehadiran pasar kaget Dragon Lake Bengkong Sadai. Sejak dibukanya waterpark queen garden, para pedagang pasar kaget mulai menjamur.

 

Di sepanjang jalan dari jembatan selayang sadai hingga sungai nayon berjejer pedagang barang secondhand, sayur, buah, ikan hingga mainan anak. Lonjakan pengunjung terlihat setiap weekend Sabtu dan Minggu.

 

Hal ini tentu saja sangat membantu perekonomian pedagang kecil yang mengais rejeki di daerah ini. Keberadaan pasar ini pun menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat.

 

"Daerah sini yang tadinya sepi, menjadi ramai dan komersial setelah adanya pasar ini," ujar Waty, pemilik warung air kelapa muda dan kebun bunga di samping gerbang Kampung Tua Bengkong Sadai kepada kepriupdate.com, Rabu (17/3/2016).

 

Setelah pembangunan sejumlah kios di seberang kios Dragon Lake, para pedagang dipindahkan di pelataran parkir dan kios di dalam lokasi. Memang pasar terlihat lebih rapi dan mendapat penerangan yang cukup.

 

Namun dilema kini muncul. Menurut salah seorang penjual yang enggan disebutkan namanya, sistem pembayaran cukup memberatkan. Seorang pedagang dikenakan biaya Rp300 ribu per lapak. Jika di pinggir jalan mereka cuma dibebani Rp10.000 per hari setiap berjualan.

 

"Ya kalau tak ada duit Rp300 ribu tidak bisa jualan di sini. Kalau di luarkan saya tidak jualan hari itu ya tidak dipungut biaya," ujarnya.

 

Sehingga pedagang ini menyebut sistem pembayaran sekarang dirasa lebih membebani mereka. "Apalagi buat pedagang kecil seperti kami dan pedagang musiman. Kan kasihan" imbuhnya. Namun tak dapat dipungkiri bahwa fasilitas dalam kios dragon lake lebih memadai di banding jalan tanah diseberang kios.

 

Menurut anda manakah sistem pembayaran yang layak? (anggieta)

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *