EKONOMI

NASIONAL

POLITIK

Gerhana Matahari Tanda Kekuasaan Allah

 

 

BATAM - Ratusan umat muslim Batam menggelar salat khusufi syamsi (salat gerhana matahari) di masjid Agung Batam Centre, Rabu (9/3/2016) sekitar pukul 07.00 WIB.


 

Dalam khutbahnya, Ustadz Ridho Amin mengatakan ketika terjadi gerhana matahari di zaman Rasulullah SAW, beliau keluar dengan bergegas menarik bajunya, lalu salat dan memberitakan kepada umat bahwa gerhana matahari satu tanda dari tanda-tanda kekuasaan Allah.

 

Dengan gerhana tersebut Allah menakut-nakuti para hamba-Nya; boleh jadi merupakan sebab turunnya adzab untuk manusia. Dan memerintahkan untuk mengerjakan amalan yang bisa menghilangkannya.

 

Beliau memerintahkan untuk mengerjakan salat, berdoa, istighfar, bersedekah, memerdekakan budak, dan amalan-amalan salih lainnya ketika terjadi gerhana hingga hilang musibah yang menimpa manusia.

 

Teknologi kekinian semakin membuktikan bahwa fenomena ini bukan mitos yang tidak ada dalilnya. Gerhana merupakan peringatan nyata bagi manusia dan ancaman bagi mereka agar kembali kepada Allah dan selalu merasa diawasi oleh-Nya.


 

Mereka di zaman jahiliyyah meyakini bahwa gerhana terjadi ketika lahirnya atau matinya seorang pembesar. Maka Rasulullah Sholallahu ‘Alaihi Wasallam membantah keyakinan tersebut dan menjelaskan tentang hikmah ilahiyyah pada terjadinya gerhana.

 

Al Bukhari dan Muslim telah meriwayatkan dari hadits Abu Mas’ud Al Anshari berkata: “Terjadi gerhana matahari pada hari meninggalnya Ibrahim Bin Muhammad SAW maka manusia mengatakan, "terjadi gerhana matahari karena kematian Ibrahim”. Maka Rasulullah SAW bersabda, ”Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kekuasaan Allah, keduanya tidak terkena gerhana karena kematian atau kehidupan seseorang, jika kalian melihat yang demikian itu, maka bersegeralah untuk ingat kepada Allah dang mengerjakan salat."

 

Dalam hadits lain dalam Ash Shahihain, maka berdoalah kepada Allah dan kerjakanlah Salat hingga matahari terang." Dari Shahih Al Bukhari dari Abu Musa, (artinya), “Tanda-tanda yang Allah kirimkan ini bukanlah karena kematian atau kehidupan seseorang, tetapi Allah sedang manakut-nakuti hamba-hamba-Nya dengannya, maka jika kalian melihat sesuatu yang demikian itu, bersegeralah untuk mengingat Allah, berdo’a dan meminta ampun kepada-Nya."

 

Allah Subhanahu Wata’ala memberlakukan pada dua tanda kekuasaan-Nya yang besar ini (matahari dan bulan) kusuf dan khusuf (gerhana), agar para hamba mengambil pelajaran dan tahu bahwa keduanya adalah makhluk yang terkena kekurangan dan perubahan sebagaimana makhluk-makhluk lainnya, untuk menunjukkan kepada hamba-Nya dengan peritiwa itu atas kekuasaan-Nya yang sempurna dan hanya Dialah yang berhak untuk diibadahi sebagaimana firman Allah.

 

“Dan sebagian dari tanda-tanda kebesaran-Nya ilalah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah bersujud kepada matahari dan janganlah (pula) bersujud kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah yang menciptakannya, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah” (Fushilat:37) Dan dalam hadits lainnya, "Dan jika kalian melihat yang demikian itu maka salatlah hingga matahari kelihatan." (HR. Muslim)

 

Salat gerhana tidak diqadha setelah hilangnya gerhana tersebut, karena telah hilang waktunya. Jika gerhana telah hilang sebelum mereka mengetahuinya, maka mereka tidak perlu melakukan shalat gerhana.

 

“Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkannya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda kebesaran-Nya kepada orang-orang yang mengetahui” (Yunus:5)

 

“Dan sebagian dari tanda-tanda kebesaran-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah bersujud kepada matahari dan janganlah (pula) bersujud kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah yang menciptakannya, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah” (Fushilat:37)

 

Shalat gerhana adalah sunnah muakad menurut kesepakatan para ulama, dan dalilnya adalah As Sunnah yang tsabit dari Rasulullah SAW. Gerhana adalah satu tanda dari tanda-tanda kekuasaan Allah untuk menakut-nakuti para hamba-Nya.

 

Allah berfirman: “Dan kami tidak memberi tanda-tanda itu melainkan untuk menakuti” (Al Israa:59) (alfie)

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *